Terkait Reshuffle Kabinet, Romi PPP Singgung Kekompakan Parpol

Romi justru berpendapat saat ini yang diperlukan adalah penguatan parpol yang tergabung dalam koalisi di pemerintahan.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 21 Jun 2015, 05:44 WIB
Diterbitkan 21 Jun 2015, 05:44 WIB
PPP Kubu Romy Datangi Kantor KPU
Romi justru berpendapat saat ini yang diperlukan adalah penguatan parpol yang tergabung dalam koalisi di pemerintahan. (Liputan6.com/Faisal R Syam)

Liputan6.com, Jakarta - Isu reshuffle atau perombakan Kabinet Kerja Jokowi-JK kembali mencuat ke permukaan. Sinyal tersebut terlihat saat Presiden Jokowi menunjukkan ketidakpuasannya terhadap kinerja menterinya yang disampaikan dalam kunjungan mendadak ke Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu 17 Juni lalu.

Salah satu opsi yang berkembang yaitu reshuffle besar-besaran dengan mengganti seluruh menteri yang berasal dari partai politik dengan para praktisi maupun akademisi.

Menanggapi hal itu, Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan versi Muktamar Surabaya Romahurmuziy menyayangkan bila opsi tersebut yang diambil oleh Presiden Jokowi.

"Kalaupun itu dilakukan, saya kira itu justru akan menjadi blunder bagi Presiden. Karena dalam suasana saat ini di mana tantangan eksternal begitu kuat," ucap pria yang biasa disapa Romi usai menghadiri buka puasa bersama di Kantor DPP Partai Nasdem, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu, (20/6/2015) malam.

Romi justru berpendapat saat ini yang diperlukan adalah penguatan partai politik yang tergabung dalam koalisi di pemerintahan.

"Yang dibutuhkan hari ini justru adalah kekompakan seluruh partai politik untuk menopang keberlangsungan pemerintahan. Dan itu artinya adalah parpol-parpol yang setidaknya sudah bersama dengan presiden dalam posisi menyusun atau mendukung," ujar dia.

Romi khawatir bila kabinet tidak diisi oleh orang-orang yang berasal dari partai-partai yang tergabung dalam koalisi, maka akan berdampak pada kesolidan yang telah terjalin di parlemen.

"Kalau ada pembersihan (reshuffle kabinet), maka akan ada ketimpangan baru yang tercipta di Parlemen. Ini yang saya kira tidak mungkin dilakukan," pungkas Romi. (Ans/Vra)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya