Perampokan Berujung Penusukan PRT di Pejaten Terencana

Jika tidak mendapat pinjaman uang, DH sudah berniat untuk merampok rumah keluarga tersebut.

oleh Audrey Santoso diperbarui 25 Jun 2015, 17:07 WIB
Diterbitkan 25 Jun 2015, 17:07 WIB
PRT korban kebakaran
15 Luka Tusukan Ditemukan di Tubuh PRT Korban Kebakaran Pejaten. (Liputan6.com/Nafiysul Qadar)

Liputan6.com, Jakarta - Perampokan yang berujung penusukan sadis di Jalan Siaga I, Pejaten Pasar Minggu, Jakarta Selatan, telah dipersiapkan dengan matang oleh sang pelaku berinisial DH. Niat awalnya hanya meminjam uang dan merampok. Dia mengaku tengah terlilit utang dan hendak meminjam uang Rp 500 ribu ke anak majikan Ariani bernama Angga.

Jika tidak diberikan, penjaga rumah kos tetangga majikan Ariani ini bertekad bulat merampok kediaman keluarga itu.

"Tersangka kenal korban dan ingin ketemu anak majikan korban untuk pinjem uang. Kalau enggak dapat ya dirampok," kata Direktur Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya, Kombes Krishna Murti, di Mapolda Metro Jaya, Kamis (25/6/2015).

Rabu pagi, DH mendatangi rumah tersebut dengan berbekal sebilah pisau. Dia bermaksud menakut-nakuti Angga.

Namun, Ariani mengatakan Angga sedang tidak di rumah. DH pun kesal. Segera, dia memanfaatkan situasi untuk menggasak harta benda di rumah itu.

"Saat masuk ke rumah, tersangka langsung menodongkan pisau ke korban, lalu menanyakan tempat penyimpanan uang majikan korban," ujar Krishna.

Aksi DH membuat Ariani panik dan berteriak. DH mengancam akan membunuhnya jika terus berteriak.

Kekesalan DH bertambah ketika Ariani tidak memberikan kunci duplikat kamar. Ariani pun diikat.

"Dengan kondisi diikat, korban disuruh cari kapak untuk membuka pintu, dan saat pintunya berhasil dirusak, tersangka masuk dan mengambil harta benda majikan korban," jelas Krishna.

Setelah berhasil menggasak harta benda majikan korban, DH langsung menghujamkan beberapa tusukan ke tubuh Ariani. Usai melumpuhkan Ariani, DH berkunjung ke rumah kos majikannya untuk menyimpan hasil kejahatan.

Tidak berhenti di situ. Untuk menghilangkan jejak, dia membeli 2 liter bensin di penjual eceran dan menyiram kamar kedua anak majikan Ariani dan menyulutkan api.

"Alasan membunuh dan membakar rumah karena korban teriak-teriak. Saat rumah kebakar, tersangka pergi ke kos majikannya dan mengambil hasil rampasan," tutup Krishna. (Bob/Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya