Gara-Gara Ditegur, Satpam Unram Hajar Wartawan

Akibat penganiayaan tersebut, wartawan itu mengalami luka memar pada bagian muka akibat pukulan tangan.

oleh Hans Bahanan diperbarui 05 Jul 2015, 04:30 WIB
Diterbitkan 05 Jul 2015, 04:30 WIB
Ilustrasi Penganiayaan
Ilustrasi Penganiayaan (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, Mataram - Kasus penganiayaan terhadap wartawan masih saja terjadi, kali ini menimpa salah seorang wartawan media nasional, LKBN Antara cabang Nusa Tenggara Barat (NTB), Dimas Pratama. Dia dianiaya oleh DD, oknum satuan pengamanan (satpam) Universitas Negeri Mataram (UNRAM).

Akibat penganiayaan tersebut, Dimas mengalami luka memar pada bagian muka akibat pukulan tangan satpam.

"Dia (satpam) tidak terima kalau saya tegur. Saya dicekik terus dipukul oleh oknum satpam itu," ujar Dimas di Mataram, Sabtu (4/7/2015) malam.

Dimas menjelaskan, kejadian itu bermula usai dirinya mengambil sepeda motor yang dititip di parkiran Unram untuk meliput peristiwa kebakaran ruko di kota Cakranegara pada Jumat 3 Juli 2015 sekitar pukul 21.00 Wita. Di tengah perjalanan, dia kemudian melihat potongan beton tersusun di atas polisi tidur.

Dimas kemudian menegur seorang satpam dan memberitahunya akan bahaya dari tumpukan beton itu. Namun, rupanya oknum satpam tidak terima dengan teguran itu dan mengeluarkan kata kotor kepada Dimas.

"Saya tegur mereka, pak hati-hati naruh batu di jalan, nanti pengendara yang lewat bisa jatuh. Tapi dia marah dan ngata-ngatain saya dengan ucapan kotor 'B**ong Kamu, pulang sana!'" tutur dia.

Mendengar kata kotor tersebut, Dimas yang kala itu masih berada di atas motornya kemudian balik. Seketika, oknum satpam tersebut menghampirinya sembari mencekik lehernya dengan tangan kiri dan kepalan tangan kanan Satpam memukul mulut Dimas hingga berdarah.

Dalam keadaan terluka, Dimas kemudian melaporkan kejadian ini ke polisi SPKT Polres Mataram. Polisi kemudian memeriksa Dimas dan divisum di Rumah Sakit Bhayangkara Polda NTB.

"Saya sudah diperiksa, rencananya oknum satpam itu akan dipanggil Senin (6 Juli 2015) untuk diperiksa lanjut," tandas Dimas.

Atas kejadian ini, beberapa pengurus organisasi wartawan seperti Aliansi Jurnalis Independent (AJI), Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dan Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) menemui Rektor Unram dan mendesak agar oknum satpam arogan tersebut dipecat.

"Kami menuntut Rektor memecat oknum satpan arogan itu. Jika tidak, rawan terjadi kekerasan berlanjut. Tak hanya menimpa wartawan, bisa jadi mahasiswa atau masyarakat umum lainnya juga bisa menjadi korban kekerasan," kata Ketua AJI Mataram, Haris Mathul. (Ali)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya