Nestapa Selimut Abu Gunung Raung

Sejauh ini, getaran Gunung Raung masih terjadi terus-menerus dengan amplitudo 6-32 mm.

oleh RochmanuddinIlyas Istianur PradityaPramita TristiawatiYanuar HHans BahananDewi DiviantaFiki Ariyanti diperbarui 11 Jul 2015, 00:10 WIB
Diterbitkan 11 Jul 2015, 00:10 WIB
20150705-Gunung Raung-Banyuwangi
(Liputan 6 TV)

Liputan6.com, Jakarta - Selimut debu vulkanik Gunung Raung di perbatasan Situbondo dengan Banyuwangi, Jawa Timur, kian meluas. Bukan hanya di sekitar, tapi abu vulkanik sudah sampai ke kabupaten paling barat Pulau Bali, yaitu Jembrana.

Kondisi ini terjadi sejak Kamis 9 Juli 2015 kemarin.

Wayan Sukerti, salah satu penduduk yang rumahnya tidak terlalu jauh dari Pelabuhan Gilimanuk Jembrana itu‎ mengaku sejak siang kemarin debu vulkanik Gunung Raung sudah sampai ke kampungnya. Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali pun ditutup untuk sementara waktu.

Puluhan penerbangan rute domestik dan internasional terpaksa dibatalkan, akibat penutupan sementara bandara itu.

"Penutupan sementara itu telah berlangsung sejak Kamis 9 Juli 2015 kemarin, sekitar pukul 21.27 Wita. Dan diperpanjang hingga Jumat sekitar pukul 09.30 Wita," jelas Co-General Manajer PT Angkasa Pura I Bandara I Gusti Ngurah Rai, I Gusti Ngurah Ardita, di Kuta, Kabupaten Badung, Bali.

Ribuan calon penumpang tujuan domestik dan internasional terlihat menumpuk di Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai, Bali, setelah seluruh jadwal penerbangan dibatalkan akibat letusan Gunung Raung. Gunung Raung di Jawa Timur Minggu pagi kembali memuntahkan material debu vulkanik dengan warna lebih pekat bercampur cahaya kemerahan.

Berdasarkan pantauan di Terminal Keberangkatan Internasional bandara setempat di Kuta, ribuan calon penumpang tujuan mancanegara itu memadati meja informasi petugas. Mereka menanyakan kabar terkait jadwal penerbangan yang terkena penundaan.

Lima bandara ditutup akibat dampak abu vulkanik dari letusan Gunung Raung, Bandar udara tersebut adalah Bandara Internasional Lombok, Bandara Selaparang Lombok, Bandara Notohadinegoro Jember, Bandara Blimbingsari Banyuwangi, dan Bandara Ngurah Rai, Bali.

Letusan Gunung Raung di perbatasan Banyuwangi dan Bondowos‎o, Jawa Timur, yang melumpuhkan aktivitas penerbangan di Bandara Internasional Lombok membuat penutupan sejak pukul 06.30 Wita, Jumat, hingga pukul 21.30 Wita. Akibatnya, 34 penerbangan dalam maupun luar negeri ditunda.

Bandara Adisutjipto Yogyakarta juga terkena dampak dari aktivitas vulkanik Gunung Raung di Jawa Timur. Humas Bandara Adi Sucipto Yogyakarta Edwin Wibowo mengatakan Yogya termasuk daerah yang terkena dampak aktivitas Gunung Raung tersebut. Bahkan pihak maskapai melakukan pembatalan untuk tujuan Yogya-Bali dan sebaliknya.

Selimut Debu Vulkanik Raung Ganggu Penerbangan

Di Bandara Adisutjipto Yogyakarta, maskapai yang terdampak adalah Garuda Indonesia, Air Asia dan Lion Air. Humas airport, Edwin menyebutkan ada 10 penerbangan dibatalkan, untuk rute datang dari dan ke Bandara Adisutjipto. Pembatalan penerbangan tujuan Yogya-Bali dan sebaliknya sudah dilakukan sejak Kamis 9 Juli malam.

Pihak Angkasa Pura 1 Juanda, Surabaya menyatakan sampai dengan Jumat pagi, penerbangan Surabaya-Lombok dan Lombok-Surabaya masih delay atau ditunda akibat penutupan bandara pascaletusan Raung.

Humas PT Angkasa Pura 1 Juanda, Liza Anindya, mengatakan, untuk Jumat pagi ada penerbangan pesawat Citilink jurusan Surabaya-Lombok dan Lombok-Surabaya dengan kode penerbangan QG 664 dan QG 665.

PT Angkasa Pura I (Persero) selaku pengelola tiga bandara yang ditutup terkait dampak abu vulkanik Gunung Raung, memberikan keringanan para maskapai untuk melakukan pendaratan pesawat di bandara yang dikelolanya. Adapun bandara yang terkena dampak abu vulkanik di bawah pengelolaan AP I adalah Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, Bandara Internasional Lombok, dan Bandara Selaparang Mataram.

Corporate Secretary AP I Farid Indra Nugraha menjelaskan, pembebasan biaya pendaratan pesawat (landing fee) kepada maskapai diberlakukan bagi maskapai yang melakukan pengalihan pendaratan (divert) atau kembali ke bandara (return to base) di seluruh bandara di bawah Angkasa Pura I. 

Nestapa selimut abu vulkanik Gunung Raung juga membuat maskapai Lion Air membatalkan 12 penerbangan. Langkah tersebut diambil karena dinilai sudah membahayakan keselamatan penerbangan di wilayah tersebut.

"Erupsi tersebut berdampak pada operasional Bandara Denpasar dan Bandara Lombok, maka untuk menjaga dan memastikan keselamatan penerbangan terhitung pukul 17.00 WIB Kamis 9 Juli, Lion Air membatalkan penerbangan dari dan menuju Denpasar dan juga dari dan menuju Lombok," kata Direktur Lion Group, Edward Sirait, dalam keterangan tertulis kepada Antara di Jakarta.

Manajemen maskapai berbiaya murah (LCC) Citilink Indonesia membatalkan seluruh penerbangan dari atau ke Denpasar dan Lombok. Karena dinilai mulai mengganggu keamanan dan keselamatan penerbangan di wilayah tersebut.

Citilink juga membatalkan 27 penerbangannya. Sedangkan penerbangan untuk rute lainnya berjalan normal. Papan informasi menunjukkan pembatalan penerbangan tujuan Denpasar di Bandara Soekarno Hatta Tangerang, Jumat (10/7/2015). Puluhan jadwal penerbangan dibatalkan karena erupsi Gunung Raung. (Liputan6.com/JohanTallo)

13 Penerbangan dari Jakarta menuju Denpasar, Bali terpaksa dibatalkan. Pihak Angkasa Pura (AP) II Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) Kota Tangerang, Banten memastikan akan ada lagi penerbangan yang dibatalkan.

Meski berdampak banyak pembatalan penerbangan di jalur yang merupakan hembusan abu vulkanik Gunung Raung, investasi pariwisata dinilai masih aman. Kepala BKPM, Franky Sibarani mengungkapkan ‎pertimbangan investor dalam menanamkan modalnya di Indonesia, terutama di sektor pariwisata adalah infrastruktur.

Antara lain bandara, maskapai penerbangan, serta kemudahan akses yang bisa
membawa turis dari satu daerah ke daerah lain.

Franky mengatakan, penutupan 5 bandara karena dampak dari abu hanya berlangsung sementara. Franky menuturkan, penutupan bandara tersebut akan mengganggu arus mudik Lebaran. "Potensinya cuma ganggu mudik Lebaran, itu pasti karena bandara ditutup sehingga ada relokasi penumpang yang datang. Itu menghambat," tutur dia.

Sejauh ini, getaran Gunung Raung masih terjadi terus-menerus dengan amplitudo 6-32 mm.

"Ini mengindikasikan adanya pergerakan fluida atau magma encer dari bawah kawah Gunung Raung," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho.

Dia mengatakan, hingga saat ini status Gunung Raung masih Siaga atau Level III. Radius 3 km dari gunung itu dinyatakan sebagai zona terlarang karena berbahaya terkena lava pijar.

(Istimewa)

Sementara di Banyuwangi terjadi hujan abu tipis di Kecamatan Wongsorejo, Desa Telemung, dan Bulusari Kecamatan Kalipuro, dan Desa Tamansari Kecamatan Licin.

Tipe erupsi Gunung Raung adalah gunung strombolian, yaitu gunung api yang letusannya mengeluarkan lava yang cair tipis, tekanan gas yang sedang, dan letusannya mengeluarkan material padat, gas, serta cairan.

Umumnya letusan ini tidak terlalu kuat, namun bersifat terus-menerus, dan berlangsung lama. Tidak dapat diprediksi kapan erupsi berakhir. (Tnt/Ans)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya