Selama Kemarau, 350 Hektar Lahan dan Hutan di Kalbar Terbakar

Hingga kini 9 orang telah dijadikan tersangka pembakaran lahan dan hutan di Kalimantan Barat.

oleh Aceng Mukaram diperbarui 11 Agu 2015, 11:02 WIB
Diterbitkan 11 Agu 2015, 11:02 WIB
Kebakaran hutan di Indonesia
Kebakaran hutan di Indonesia (Reuters)

Liputan6.com, Pontianak - Sebanyak 350 hektar lahan gambut dan hutan di Kalimantan Barat (Kalbar), terbakar. Lahan gambut itu ‎terbakar saat musim kemarau melanda setiap wilayah di Kalimantan Barat akhir-akhir ini.

"Peningkatan kebakaran di wilayah kita mulai tren hotspot bulan Juli. 350 hektar lahan terbakar. Kami terus melakukan pemadaman sampai saat ini. Yang berhasil dipadamkan 100 hektar," ujar Komandan Operasi Manggala Agni wilayah Satu Pontianak, Kalimantan Barat, Taufiqurahman, Selasa (11/8/2015), di Kota Pontianak.

Hingga kini, kata Taufiqurahman, 9 orang telah dijadikan tersangka pembakaran lahan dan hutan di Kalimantan Barat.

"Terbesar kebakaran lahan di Desa Teluk Bakung, Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya, seluas luas 200 hektar," papar dia.

Kebakaran lahan dan hutan di Pontianak, Kalimantan Barat. (Liputan6.com/Raden AMP)

Taufiqurahman menjelaskan, setiap hari pihaknya rutin berpatroli untuk mencegah masyarakat melakukan pembakaran hutan baik secara sengaja atau tidak sengaja, misalnya dengan membuang puntung rokok di area yang mudah terbakar.

"Jumlah personil Manggala Agni 60 orang yang dibagi menjadi 4 regu, secara rutin patroli pada daerah rawan kebakaran hutan dan lahan," jelas Taufiqurahman.

Dia melanjutkan, "Manggala Agni Daops Pontianak sampai Juli 2015 telah melakukan pemadaman sebanyak 21 kali."

Menurut Taufiqurahman, butuh dana besar untuk memadamkan api yang membakar lahan gambut dan hutan. "Untuk operasi Rp 3 juta per hari (BBM dan konsumsi),"‎ ucap dia.

Pembakaran lahan dan hutan juga diduga dilakukan oleh perusahaan saat membuka lahan. "Kami mengimbau jangan membakar lahan. Kendala kita sulit air, cuaca ekstrim, angin kencang. Akses juga sulit masuk ke lokasi," pungkas Taufiqurahman. (Sun/Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya