Keluarga Kopilot Trigana: Ariadin Rencana Pulang 20 Agustus

Hingga kini keluarga belum mendapatkan kabar soal kondisi anggota keluarganya.

oleh Bima Firmansyah diperbarui 18 Agu 2015, 02:08 WIB
Diterbitkan 18 Agu 2015, 02:08 WIB
20150818-Trigana Air
Keluarga Kopilot Trigana Air, Ariadin Falani. (Liputan6.com/Bima Firmansyah)

Liputan6.com, Bogor - Keluarga Kopilot Trigana Air, Ariadin Falani, yang diduga jatuh di Kamp 3 Distrik Okbape, Kabupaten Pegunungan Bintang masih menunggu kepastian keberadaan pesawat tersebut. Sebab, hingga kini keluarga belum mendapatkan kabar soal kondisi anggota keluarganya.

Adik Ariadin, Zaki mengatakan awalnya mendapat kabar soal pesawat Trigana yang hilang kontak pada Minggu 16 Agustus 2015 sekitar pukul 19.00 WIB. Setelah mendengar kabar itu, dirinya dan orangtua langsung ke Bogor dari Banjarmasin.

"Memang sebelum ramai di media, kita sudah dikabari perusahaan. Kami langsung dikabari perusahaan bahwa pesawat hilang kontak," ujar Zaki di kediaman Ariadin di Perumahan Taman Kenari B 11 Kelurahan Tanah Baru Kecamatan Bogor Utara Kota Bogor, Senin (17/8/2015) malam.

Zaki menceritakan, kakaknya sudah tergabung dengan Trigana Air selama 7 tahun. Ariadin merupakan lulusan sekolah penerbangan Southwind di Texas, Amerika Serikat.

Tak hanya di Papua, Ariadin juga pernah bertugas di Banjarmasin, Kalimantan, Pangkalan Bun dan lainnya. Selama ini, kakaknya selalu menerbangkan pesawat dengan rute jarak pendek.

"Biasanya 2 minggu sekali pulang kalau sedang tugas di Papua. Terakhir saya teleponan sama dia, kalau tanggal 20 Agustus nanti dia akan pulang," tutur Zaki.

Ia dan keluarga tidak menyangka akan mendapat kabar seperti ini. Keluarga hanya bisa berharap Ariadin bisa ditemukan dan masih dalam keadaan selamat.

"Kakak saya itu sosok yang sayang sama keluarga. Sebagai ayah juga dia penyayang sama keluarganya dan dia disenangi sama kerabat-kerabatnya," tukas Zaki.

Pesawat Trigana Air jenis ATR 42 diduga jatuh di Kamp 3 Distrik Okbape, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua. Pesawat dengan nomor registrasi PK-YRN dan rute penerbangan Jayapura (Sentani)-Oksibil tersebut hilang kontak kemarin sekitar pukul 14.55 WIB.

Pesawat membawa 49 orang penumpang terdiri dari 44 orang dewasa, dua anak, dan tiga bayi. Burung besi itu diawaki  pilot Capt Hasanudin, FO Ariadin, pramugari Ika N dan Dita Amelia, serta teknisi Mario. (Ali/Dan)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya