Rizal Ramli dan Jurus 'Rajawali Ngepret‎'

Rizal Ramli mengaku dirinya punya jurus membuat perubahan dalam setiap tugas yang dijalani.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 20 Agu 2015, 13:15 WIB
Diterbitkan 20 Agu 2015, 13:15 WIB
20150723-Rizal Ramli
Rizal Ramli (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Walau mengaku masalah dengan Wapres Jusuf Kalla sudah klir, namun Menko Kemaritiman Rizal Ramli tak mau berhenti mengkritik. Usai bertemu dengan Presiden, Rabu 19 Agustus 2015 kemarin, Rizal kembali mengeluarkan kata-kata yang berbau kontroversi.

Rizal mengaku dirinya punya jurus membuat perubahan dalam setiap tugas yang dijalani. Jurus tersebut disebutnya "Rajawali Ngepret".

"Ini Rajawali Ngepret. Saya bawa angin dari luar yang kenceng ke dalam agar bawa perubahan," kata Rizal saat menjawab pertanyaan mengenai ribut-ribut antara dirinya dan Wapres JK. ‎

Rizal menjelaskan arti jurus tersebut dengan wajah sedikit serius. Ia mengaku selalu ingin menjadi agen perubahan dalam setiap jabatan atau tempat yang dipijak.

"Ini bener lho, Ini theori of change. I‎ndonesia memerlukan perubahan, memerlukan transformasi, bagian dari revolusi mental," jelas Rizal di Kompleks Istana Kepresidenan, Kamis (20/8/2015).

Ia kemudian memamerkan prestasi saat masih menjabat sebagai Kepala Bulog dan Menko Perekonomian pada era Presiden Gus Dur.

"Saya dulu banyak pindahkan orang dari yang tempat kering ke tempat basah, yang di tempat basah ke tempat kering. Jadi saat ini, harus dilihat ini bagian dari transformasi, pakai jurus Rajawali Ngepret," beber Rizal. ‎

Mengenai pertemuannya dengan Presiden Jokowi, ia mengaku berdiskusi panjang lebar tentang minyak sawit. Selain ditugaskan mempercepat masa tunggu kontainer bongkar muat di pelabuhan atau dwelling time, ia juga ditugaskan Jokowi bisa menjadikan Indonesia pemain utama dalam bisnis minyak sawit dan mampu menyaingi negara tetangga, Malaysia.

"Kami juga diminta presiden untuk ke Malaysia minggu depan ketemu dengan PM Najib. Karena di bidang palm oil, Indonesia sama Malaysia, Indonesia kan paling besar sekitar 40 juta ton, Malaysia sekitar 30 juta ton. Jadi kita ingin kombinasikan forces Malaysia sama Indonesia. Supaya kita bisa dapat nilai tambah lebih besar dari palm oil," kata dia. ‎

Saat disinggung mengenai apakah pertemuan tersebut juga membahas mengenai adu argumen antara dirinya dengan JK, ‎Rizal mengalihkan pembicaraan ke topik lain. Namun setelah didesak, Rizal akhirnya menjelaskan sedikit mengenai pertemuannya dengan JK.

Ia mengaku sejak sore kemarin sudah berdamai dengan JK. Itu ditandai dengan tegur sapa dan salaman antara dirinya dan JK di hadapan Presiden Jokowi.

"‎Saya kan salam presiden, habis sidang kabinet. Habis itu ada Pak JK. Begini," ucapnya sambil memperagakan gaya tangan yang sedang bersalaman.

"Salaman, lalu, hei Pak JK apa kabar? Bagus," tutup Rizal. (Mut/Yus)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya