Liputan6.com, Jakarta - Anggota Panitia Seleksi (Pansel) KPK Yenti Ganarsih mendalami laporan masyarakat terkait calon pimpinan (Capim) yang juga Staf Ahli Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Saut Situmorang. Saut diduga memiliki perusahaan sebagai tempat pencucian uang.
Sebelum memberikan penjelasan, Saut pun bersumpah terlebih dulu. "Di ruang ini, saya terkutuk dan bisa mati kalau saya gunakan, perusahaan itu cuma akses informasi saja. Tidak sama sekali (pencucian uang). Mungkin mereka mencari-cari, tidak saya lakukan apa pun. Saya enggak tahu. Saya baru dengar dari itu," kata Saut, di Gedung Setneg, Jakarta, Rabu (26/8/2015).
Ia menjelaskan, perusahaan yang dimilikinya berstatus legal. Transaksi yang dilakukan atas nama perusahaan bisa dilacak, sehingga bisa terlihat apakah perusahaan tersebut melakukan pencucian uang atau tidak.
"Pencucian uang itu macam-macam, dialihkan ke tempat lain, tapi ada bukti transaksi siapa terima dan kirim. Itu tercatat di bank. Kalau company legal bisa ditelusuri masuk ke mana," tutur Saut.
Selain itu, pansel juga menindaklanjuti laporan terkait kepemilikan mobil mewah Jeep Rubicon dengan nomor polisi B 54 UTS. Hal tersebut disinggung anggota Pansel, Betti Alisjahbana.
"Bapak punya pelat nomor B 54 UTS?" tanya Betti.
Saut membenarkan mobil itu bernomor polisi demikian. Ia menjelaskan kepemilikan mobil bukan atas nama dirinya, melainkan sang istri. ‎Pemasangan nomor polisi tersebut juga diakui Saut atas kemauan sang istri.
"Iya benar (miliki pelat nomor B 54 UTS). Tapi STNK atas nama istri. Saya bingung apa yang dikatakan mewah, itu istri saya yang beli, karena istri saya bilang bapak beli dong biar kelihatan keren. Saya enggak tahu kalau itu mewah," jelas dia.
Saut menambahkan, mobil itu dibelinya secara kredit‎ dan sudah dilaporkan ke Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN). Ia juga menegaskan tidak pernah telat m‎embayar pajak.
Banyaknya laporan negatif yang masuk pun membuat Ketua Pansel KPK Destry Darmayanti menyindir Saut sebagai orang yang punya banyak musuh. "‎Ya jadi calon Ketua KPK memang harus banyak musuh," jawab Saut santai. (Alv/Mut)