Liputan6.com, Jakarta - Presiden Jokowi melantik Teten Masduki sebagai Kepala Staf Kepresidenan. Aktivis antikorupsi ini menggantikan Luhut Binsar Pandjaitan yang menjadi Menko Polhukam.
Nama Teten Masduki tidak asing lagi dalam lingkungan Istana. Dia bertindak sebagai juru bicara Jokowi karena menjabat sebagai Tim Komunikasi Presiden bersama dengan Sukardi Rinakit. Tim ini bertugas membantu presiden berkomunikasi dengan publik.
Pria yang lahir di Garut, Jawa Barat, 6 Mei 1963 ini terlahir dari keluarga petani. Masa kecil Teten dihabiskan di Kecamatan Limbangan, Garut. Dia kuliah di IKIP Bandung dan mengambil jurusan matematika dan ilmu kimia.
Kesadaran terhadap masalah sosial sudah tumbuh sejak duduk di bangku SMA. Saat kuliah ia sering mengikuti kelompok diskusi, mempelajari teori-teori dari aliran kiri sampai kanan. Sekitar 1985, Teten ikut aksi demontrasi membela petani di Garut, yang tanahnya dirampas.
Nama Teten mencuat ketika Indonesia Corruption Watch (ICW) yang dipimpinnya, membongkar kasus suap yang melibatkan Jaksa Agung Andi M Ghalib pada masa pemerintahan B.J. Habibie. Berkat kegigihannya mengungkap kasus tersebut, Teten dianugerahi Suardi Tasrif Award 1999.
Advertisement
Teten juga pernah menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Transparency International Indonesia (TI-I), LSM pegiat Antikorupsi. Dia juga pernah menjadi Kepala Divisi Perburuhan Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia.
Teten juga pernah menjadi anggota Ombudsman. Dia mengikuti Pilgub Jawa Barat 2013. Dia berpasangan dengan Rieke Diah Pitaloka. Pasangan Rieke-Teten yang diberi nama PATEN ini diusung PDIP dengan nomor urut 5.
Pasangan ini berseragam kotak-kotak, sama dengan ketika Jokowi berpasangan dengan Basuki Tjahaja Purnama mengikuti Pilgub DKI Jakarta. Jokowi pun menjadi juru kampanye pasangan ini.
Namun, pasangan Rieke-Teten kalah dengan pasangan Ahmad Heryawan-Deddy Mizwar. Pasangan ini memperoleh peringkat ke 2 dari 5 pasangan calon dengan perolehan suara 5.714.997 suara atau 28,41 persen dari suara sah. (Mvi/Yus)