Strategi Ahok Ungkap PNS yang Potong Gaji Pekerja Harian Lepas

Sasaran pertama adalah si mandor. Sebab, mereka merupakan sumber informasi identitas PNS yang ikut memotong gaji PHL.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 02 Sep 2015, 14:10 WIB
Diterbitkan 02 Sep 2015, 14:10 WIB
Ahok Koboi
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama kesal karena BPK memintanya untuk mencatat setiap pengeluaran dari uang makan dari negara.

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok tidak main-main dengan laporannya ke Polda Metro Jaya terkait dugaan pemotongan gaji pekerja harian lepas (PHL) oleh mandor dan oknum PNS. Dia tidak segan memenjarakan para 'pemain' ini agar jelas siapa saja yang terlibat.

Sasaran pertama adalah si mandor. Sebab, mereka merupakan sumber informasi identitas PNS yang ikut memotong gaji PHL.

"Yang bohong-bohongan itu, penjarain saja. Kalau penjarain, dia akan 'nyanyi'. Dia pasti teriak nih. Nah kalau mau sogok, mau sogok berapa orang? Kita penjarain aja udah. Biar dia nyanyi sudah. Kalau nyanyi, bilang nama PNS, ya penjarain aja PNS-nya. Pecat," ujar Ahok di Balaikota Jakarta, Rabu (2/9/2015).

Menurut dia, para PNS nakal ini memang tidak mau berperan langsung. Dia menggunakan tangan kedua, yakni mandor untuk memotong gaji para PHL. Sebab, tidak mungkin mandor bermain sendiri tanpa dukungan dari oknum PNS.

"Jadi selama ini, oknum PNS itu, selalu menjual nama mandor, PHL. Kalau ketangkap, pecat, padahal mungkin duitnya nyetor ke dia. Mana mungkin sih mandor bawah berani mainin sampai miliaran gitu?" tambah Ahok.

Dia tidak percaya bila para pejabat beralasan kecolongan dalam kasus ini. Bisa saja mereka justru bagian dari penerima dana potongan gaji itu.

"Kalau PNS-nya bilang enggak tahu, berarti dia lalai dong. Lepasin duit seenaknya. Itu mah sudah bohong. Sama kayak rumah susun, PU tata air dulu, kebersihan, PU jalan, yang taman. Polanya sama mainnya," tutup Ahok. (Bob/Yus)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya