Istri ke-5 Hamengkubuwono IX Wafat

Keraton Yogyakarta Hadinigrat tengah berkabung.

oleh Yanuar H diperbarui 03 Sep 2015, 17:06 WIB
Diterbitkan 03 Sep 2015, 17:06 WIB
Gubernur se-Indonesia Dapat Baret Hitam dari Panglima TNI
Gubernur DIY Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono mendapatkan baret Hitam dari Panglima TNI di Surabaya, (6/10/14). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Yogyakarta - Keraton Yogyakarta Hadinigrat tengah berkabung. Istri kelima dan terakhir dari mendiang Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Kanjeng Raden Ayu (KRAy) Nindyokirono atau ibu tiri Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan HB X wafat.

KRAy Nindyokirono wafat di usia 85 tahun, Rabu malam 2 September 2015. Sultan HB X mengaku mendengar kabar duka tersebut dari sang adik, Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Hadiwinoto.

"Jam berapa ya saya di-SMS Mas Hadiwinoto, jam sepuluh berapa ya tapi kritis. Baru meninggal saya ditelepon jam setengah dua belas di rumahnya," ujar Sultan di Keraton Yogyakarta, Kamis (3/9/2015).

Sultan mengaku tak begitu dekat dengan alamarhumah karena sebagian besar hidupnya dihabiskan di Jakarta.

Sementara itu KGBPH Hadiwinoto mengatakan, jenazah KRAy Nindyokirono dimakamkan berdampingan dengan sang suami, Sri Sultan HB IX pada siang ini di Pemakaman Saptorenggo, Imogiri, Bantul. Jenazahnya dimakamkan sejajar dengan dengan istri-istri mendiang Sultan HB IX yang sudah lebih dulu meninggal, yakni KRAy Ciptomurti, KRAy Widyaningrum, KRAy Pintaka Purnomo, dan KRAy Astungkarta.

"Beliau dimakamkan di satu deretan dengan suami (Sultan HB IX) dan para istrinya. Sebelumnya almarhum pernah berpesan ingin disemayamkan di keraton. Jadi semua sudah kita siapkan," ujar Hadiwinoto.

Sementara itu kerabat keraton, Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Jatiningrat mengatakan, almarhumah lebih senang dipanggil Nindyo Kirono dibandingkan nama aslinya Norma. Menurut dia, selama hidupnya, mendiang KRAy Nindyo mampu memberikan keseimbangan bagi sang suami yang sempat menyandang jabatan Wakil Presiden itu.

Apalagi Nindyo mampu berbahasa asing, Inggris dan Belanda.

"Saat mengambil Ibu Nindyo ini, jumlah istrinya tetap empat sesuai dengan ajaran agama. Dia selalu happy di dalam penampilan. Itu menenteramkan penggalih dalem pada saat itu," pungkas Jatiningrat.

Sejumlah tokoh dan pejabat negara membanjiri persemayaman almarhumah di Kagungan Dalam Bangsal Manis Keraton Yogyakarta. Misalnya, Menteri Agraria dan Tata Ruang Fery Mursyidan Baldan, Sekretaris Daerah (Sekda) Pemerintah DIY Ichsanuri. Para ketua dan anggota DPRD di Yogyakarta, Rektor UGM Dwikorita Karnawati juga hadir dalam persemayaman tersebut. (Ndy/Yus)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya