Liputan6.com, Jakarta - Di tengah hari 'bolong', ruang kerja Kepala Unit Pengendali Kinerja, Widhyawan Prawiranata, kedatangan 'tamu mematikan'. Sebuah proyektil peluru teronggok di karpet merah ruangan usai menerjang kaca dinding gedung.
Akibat peristiwa itu, kaca setebal 5 mm di lantai 4 Gedung ESDM, Kuningan, Jakarta Selatan itu retak. Garis-garis retakannya mengelilingi lubang yang menganga dengan diameter 10 cm.
Peristiwa penembakan itu awalnya tidak diketahui oleh pegawai, namun setelah mengecek ke sumber suara, mereka terkejut dan langsung melaporkannya kepada pria yang menjadi salah satu staf khusus Kementerian ESDM itu.
Advertisement
Beruntung, saat peristiwa yang terjadi Kamis 11 September 2015 sekitar pukul 12.00 WIB tersebut, Widhyawan sedang tak berada di tempat. Ia sedang menerima tamu di ruangan lain.
Widhyawan pun enggan berkomentar atas kejadian ini. Dia lebih memilih untuk menyerahkan sepenuhnya kepada kepolisian dalam mengusut kasus tersebut.
"Saya tidak ada komentar soal itu. Biar Polda yang mengurus, dan Polda yang mengeluarkan pernyataan," kata Wawan di Gedung ASEAN Center For Energy, Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat 11 September 2015.
Usut Motif Penembakan
Sejumlah kalangan menilai kejadian ini merupakan bentuk teror terhadap Kementerian ESDM. Namun begitu, polisi masih belum menyimpulkan ke arah sana. Pihaknya terus mengusutnya dengan menggelar olah TKP. Hasil sementara menyebutkan pelaku menembak dari jalan layang Kasablanca.
"Diperkirakan tembakan berasal dari Jalan Layang Casablanca," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol M Iqbal saat dihubungi di Jakarta, Kamis 10 September 2015 malam.
Polisi mengaku kesulitan menemukan petunjuk sang penembak. Sebabnya ialah hanya ada 1 CCTV di luar gedung. Dan itu pun tidak menyorot ke arah jalan layang Casablanca.
"(Di jalan layang) Tidak ada CCTV. Saksi pun tidak ada, makanya sulit menduga siapa pelakunya," ujar Iqbal.
Tak mau menyerah, polisi terus bergerak mencari saksi internal di kementerian ESDM. Yaitu yang pertama kali masuk ruangan dan menemukan proyektil peluru.
"(Juga mereka) mendengar suara keras pecahan kaca. Kita sudah periksa beberapa staf di sana. Termasuk interview Pak Wawan (Widhyawan Prawiraatmadja) juga sekjen ESDM untuk memahami mungkin ada persoalan-persoalan di situ," ucap Kapolda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat 11 September 2015.
Pemeriksaan itu dilakukan untuk mengumpulkan petunjuk. Apakah di antara mereka sedang memiliki masalah pribadi dengan seseorang atau tidak. Polisi akan fokus mengusut kasus penembakan ini. Karena bisa saja kejadian tersebut sebagai kecelakaan menembak lalu terkena kaca.
"Kedua, bisa juga mungkin persoalannya dengan orang yang ada di ruangan itu. Bisa juga ke arah hal yang lain. Ini kita belum bisa pastikan," ujar Tito.
Untuk mengusut kasus tersebut, polisi telah membentuk satuan tugas (Satgas) khusus. ‎Langkah awal Satgas adalah melakukan olah TKP.
"Selanjutnya akan dilakukan pengembangan-pengembangan, baik menggunakan cara induktif yaitu melalui olah TKP, barang bukti maupun cara deduktif yaitu memahami motif-motif apakah ada persoalan-persoalan yang berkaitan dengan individu yang ada di ruangan itu, maupun yang terkait dengan institusi," kata Tito.
Tito menegaskan, saat ini pihaknya masih fokus mencari sang penembak. Bila pelaku ditemukan, motif penembakan itu akan mudah diketahui. "Selama b‎elum terungkap pelakunya, otomatis kita tidak tahu motifnya," jelas dia.
Tito berjanji akan bekerja profesional untuk mengungkap pelaku penembakan tersebut. "‎Prinsipnya kita akan profesional untuk mengungkapnya. Dan dari Bapak Menteri (Sudirman Said), b‎eliau menyampaikan agar mohon (kasus) ini untuk diungkap," pungkas Tito.
Tak hanya memeriksa saksi, polisi juga membawa proyektil peluru itu ke Mabes Polri untuk dilakukan uji balistik. Hasil pemeriksaan uji balistik itu belum diketahui kapan akan selesai.
"Tapi, kami upayakan secepatnya," imbuh Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Agus Rianto saat dihubungi di Jakarta, Jumat 11 September 2015.
Penembak Profesional?
Kapolda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian menyatakan sejauh ini tim penyidik telah menemui beberapa dugaan kalau penembakan itu dilakukan dari jalan layang (fly over) Kampung Melayu-Tanah Abang di sekitar kawasan Kasablanka.
‎"Yang jaraknya dari titik itu lebih kurang, dari jalan layang ke kaca yang ditembak hampir 40 meter," ujar Tito di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (11/9/2015).
‎Berdasarkan jarak penembak dengan gedung ESDM, ia menduga penembakan dilakukan dengan senjata api jenis pistol rakitan.
"‎Ini bisa dilakukan dengan menggunakan jarak tembak pistol, kemudian dari anak pelurunya, kalibernya itu diduga jenis pistol. Kemudian kemungkinan besar adalah jenis rakitan, dilihat dari alur dan galangannya," jelas Tito.
Apakah penembak merupakan seorang profesional? Tito mengaku penyidikan belum sampai pada tahapan tersebut. Dengan jarak tembak dan dugaan jenis pistol yang digunakan, ia mengira penembakan dapat dilakukan oleh seorang yang bukan profesional.
"‎Jaraknya kan lebih kurang 40 meter, menurut saya untuk jenis pistol tidak harus orang profesional ya. Apalagi kaca," ucap dia. ‎
Atas kejadian ini, kepolisian siap memberikan pengamanan khusus kepada pejabat di Kementerian ESDM. Termasuk Widhyawan yang ruangannya menjadi lokasi penembakan.
"Kalau ada permintaan untuk pengaman khusus kita akan berikan. Kami akan bicarakan hari ini," tukas Tito. (Ali/Ron)