Liputan6.com, Yogyakarta - Tekad Yuniati untuk menyekolahkan anaknya hingga tingkat tertinggi sangat kuat. Meski sebagai buruh cuci, warga Ketanda Kulon, Imogiri, Bantul ini selalu memikirkan pendidikan kedua anaknya, Satya Chandra Wibawa Sakti (29) dan Oktaviana Ratna Cahyani (27).
Termasuk dalam membimbing buah hatinya dalam memahami pelajaran sekolah. Sejak kecil, ia menerapkan sistem belajar bagi anak-anaknya.
"Sakti memang jemput bola. Pulang sekolah tidur siang, sore boleh main, malam belajar. Harus belajar, kalau nggak mengerjakan PR, belajar untuk pelajaran besok," kata Yuni kepada Liputan6.com di Yogyakarta, Jumat (11/9/2015).
Advertisement
Yuni menambahkan, jika pelajaran tersebut sulit dimengerti oleh anak maupun dirinya, maka bagian tersebut dilingkari. Nantinya, soal itu bisa ditanyakan kembali kepada sang guru.
"Kalau saya kan juga belum tentu bisa. Jadi saya suruh lingkari, terus besok saya suruh untuk menanyakan pada gurunya," ujar dia.
Walaupun metode belajar ini memang biasa, namun anak-anaknya pun rutin melakukan sistem itu. Metode ini berhasil karena Sakti selalu memperoleh ranking 1 di kelasnya sejak SD hingga SMA. Saat kuliah pun selalu mendapati IP (Indeks Prestasi) 3,9.
"Juara kelas terus sampai SMA, sampai kuliah IPK (Indeks prestasi Komulatif) anak saya yang pertama 3,9. Kalau adiknya memang kurang berprestasi, tapi lulus tepat waktu dan dapat pekerjaan yang baik. Sekarang jadi perawat adiknya," katanya.
Namun anehnya, kata Yuniati, setiap akan ujian anaknya selalu tidak mandi dan keramas. Bahkan seluruh sarung bantal dan guling anaknya tidak boleh dicuci.
Anak sulungnya yakni Satya Chandra Wibawa, saat ini sedang menyelesaikan gelar S3 di Hokaido. Sebelumnya, gelar S2 telah digondol sang anak dari Universitas Gadjah Mada dan S1 di Universitas Negeri Yogyakarta.
Menurut Yuniati, anaknya sejak kuliah S1 hingga S3 selalu di bidang kimia. Tentu seluruh biaya kuliah di dapat dari beasiswa. Sakti termasuk anak yang pintar dan selalu rangking satu di kelasnya. Sehingga untuk biaya sekolah dan kuliah, Yuniati merasa tertolong dengan beasiswa. (Ali/Tnt)