Alasan Prajurit TNI Sulit 'Taklukkan' Kabut Asap

Menurut catatan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, sudah 2.659 prajuritnya yang dikerahkan untuk menghentikan bencana kabut asap.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 27 Sep 2015, 09:55 WIB
Diterbitkan 27 Sep 2015, 09:55 WIB
20150907-Rapat DPR dengan Panglima-Jakarta
(Ki-ka) Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq, Panglima TNI Jendral Gatot Nurmantyo, KSAL Laksamana Ade Supandi usai rapat dengar pendapat bahas anggaran TNI dengan Komisi I DPR di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Senin (7/9/2015 (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta - Kabut asap yang mengepung Sumatera dan Kalimantan belum bisa ditanggulangi. Padahal ribuan prajurit TNI sudah diterjunkan ke sana untuk memadampak asap yang berasal dari kebakaran hutan dan lahan.

Menurut catatan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, sudah 2.659 prajuritnya yang dikerahkan. Hal ini diungkapkannya di sela-sela acara peringatan Lomba Lari dalam rangka HUT ke-70 TNI.

"Di Riau, kemudian di Jambi, lalu di Sulsel, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan, semuanya berjumlah 2.659," ujar Gatot di Silang Monas, Jakarta, Minggu (27/9/2015).

Sulitnya pemadaman kebakaran hutan dan lahan ini bukan terjadi tanpa alasan. Ada kendala yang memang harus dihadapi para petugas untuk menghentikan kabut asap.

Gatot menuturkan, prajuritnya kesulitan untuk melakukan pemadaman di lahan gambut. Sebab, kedalaman lahan itu bisa mencapai 8 meter. "Karena di atasnya padam, di dalamnya kering, baranya masih di bawah. Begitu dipadamkan apinya, ada asap yang muncul," jelas dia.

TNI, lanjut Gatot, saat ini sedang menjalankan instruksi Presiden Jokowi untuk membangun kanal untuk pemadaman api dari bawah. Kanal ini dibangun karena rekayasa cuaca tidak bisa dilakukan.

"Sudah ada usaha pemadaman dari udara, tapi rekayasa hujan ini tidak bisa terjadi kalau tak ada awan. Kalau tidak ada awan, tidak mungkin kita rekayasa," tandas Gatot. (Ndy)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya