Liputan6.com, Jakarta - Asap kebakaran hutan Indonesia sudah sampai ke negara tetangga, Singapura dan Malaysia. Karena merasa terganggu dengan 'ekspor' kabut asap, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya menyebut Singapura sudah menawarkan pesawat mereka untuk membantu memadamkan asap di Indonesia.
Namun, menurut Siti, pemerintah memutuskan menolak bantuan tersebut. Pemerintah menganggap hingga saat ini penanganan kabut asap dan kebakaran hutan dapat dilakukan dengan mengandalkan sumber daya yang dimiliki pemerintah.
"Jadi, saat Wapres (Jusuf Kalla) telepon saya pada Senin 14 september, saya jelaskan bahwa Presiden (Jokowi) memang bertanya ke BNPB, ke saya juga, kemudian sebelum bapak (Jokowi) berangkat (ke Timur Tengah) kita juga rapat di Halim, saat itu keputusannya dengan beberapa pertimbangan kita akan bekerja dengan resources kita," ujar Siti di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, (28/9/2015).
Siti mengatakan, pertimbangan pemerintah menolak bantuan Singapura karena tawaran Singapura yaitu pesawat water bombing berkapasitas 5.000 liter dirasa belum diperlukan, terlebih armada pesawat serupa telah dimiliki pemerintah.
"Karena yang akan diberikan Singapura itu water bombing yang 5.000 liter. Kita punya juga yang 4.500 liter 3 pesawat atau 4 pesawat. Dia mau pinjemin 1 yang kurang lebih kapasitasnya sama. Selain itu BNPB siapkan kira-kira punya 17-an pesawat water bombing kapasitas 500 liter," ucap dia.
Bantuan lain yang ditawarkan Singapura adalah helikopter Chinook yang digunakan untuk angkut pasukan. "Bagus, besar, tapi menurut Kapolri (Badrodin Haiti) makan BBM juga," kata Siti.
Kendati menolak bantuan Singapura, Siti mengapresiasi tawaran tersebut. Ia menghormati segala tawaran bantuan dari berbagai pihak untuk menangani bencana kebakaran hutan di wilayah Indonesia.
Advertisement
"Kita akan berupaya dan bekerja dengan resources kita. Kita menghormati segala dukungan (yang tawarkan Singapura)," pungkas Siti. (Ron/Ans)