Liputan6.com, Jakarta - Masih saja ada penyimpangan dalam penggunaan Kartu Jakarta Pintar (KJP). Meski keberhasilan sudah mencapai 97%, tetap saja ada siswa yang menyalahgunakan uang KJP. Bukannya digunakan untuk belanja kebutuhan pendidikan, KJP malah dipakai jajan.
Namun ternyata, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tak melarang jika siswa menggunakan KJP untuk jajan. Namun, kata pria yang karib disapa Ahok itu, mereka tak boleh asal jajan.
"Ada beberapa makanan yang kita izinkan itu bagian dari uang jajan. Di KJP itu kacamata ada, uang jajan ada. Dia mau makan makanan cepat saji juga boleh selama sekolahnya aktif, itu yang kita lakukan," kata Ahok di Balaikota, Jakarta, Rabu (30/9/2015).
Pria berkacamata itu menambahkan, namun KJP tidak boleh digunakan untuk membeli barang, seperti ponsel dan jam tangan. Semua penyimpangan itu langsung bisa diketahui karena sudah terekam dalam cash management system.
"Yang tidak tepat itu kalau seluruhnya tidak beli tas, semua beli mi instan dia jualan, itu enggak boleh. Tapi kalau dia beli tas, beli pulpen, hemat uang, naik bus, terus dia coba beli KFC yang murah kami lepasin karena itu bagian dari kejiwaan anak," ucap mantan Bupati Belitung Timur itu.
Saat ini, kata Ahok, para pemilik toko yang bisa melayani KJP sudah menempelkan barang apa saja yang boleh dibeli oleh siswa. Bila ada yang macam-macam langsung bisa diketahui melalui sistem bank.
"Yang punya toko mikir kok, kita tahu semua, 'Eh kamu kok terima duit KJP.' penyimpangan masih ada lah, penjahat-penjahat kecil masih ada lah," pungkas Ahok. (Ndy/Ans)
Energi & Tambang