Liputan6.com, Jayapura - 2 Polisi terluka setelah diduga tertembak anggota Paskhas TNI AU di Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua dini hari tadi.
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispenau) Marsekal Pertama Dwi Badarmanto mengatakan, peristiwa itu berawal dari kedatangan sekitar belasan pemuda yang mabuk dan mengamuk di area bandara.
Namun saat hendak menghalau kelompok pemuda yang akan masuk ke bandara, seorang Paskhas yang berjaga di lokasi melihat ada orang yang membawa senjata api.
"Awalnya, anggota kami mengira kalau yang bawa senjata api adalah bagian dari kelompok pemuda yang mabuk. Jadi untuk mencegah hal buruk terjadi, anggota langsung mengambil tindakan dengan menembak," jelas Dwi.
Menurut Dwi, saat ini TNI dan Kepolisian setempat tengah menyelidiki kehadiran polisi di tengah pemuda yang mabuk itu.
"Nah, ini dalam tahap penyidikan. Apakah karena ada ramai-ramai langsung menuju ke situ. Untuk apa di situ?" sambung dia.
Dwi mengatakan, saat kejadian ada 4 anggota Paskhas yang sedang piket di bandara. Mereka bersama petugas keamanan bandara telah membubarkan kelompok pemuda itu, namun tak lama kemudian gerombolan itu kembali ke bandara dalam jumlah lebih banyak.
"Mereka balik lagi dengan jumlah sekitar 30 orang. Awalnya hanya ada 10 atau 12 orang. Sementara Paskhas 4 orang yang tugas pada jam itu," kata dia.
Gerombolan pemuda, kata Dwi, memaksa masuk ke bandara dan berteriak 'laporkan ke KP3 Bandara'. Penyelidikan untuk mengetahui maksud perkataan mereka pun kini dilakukan. Paskhas yang melihat suasana semakin panas, memberi tembakan peringatan agar massa mundur.
"Ternyata malah semakin ganas, bawa parang dan panah," sambung dia.
Dwi menambahkan, pejabat penegak hukum setempat sudah berkoordinasi untuk menghindari ketegangan antara Paskhas dan Kepolisian setempat, pasca-penembakan 2 anggota Korps Bhayangkara itu. Situasi di sana pun saat ini berangsur kondusif. Akibat penembakan ini, 2 polisi itu harus dirawat.
"Semuanya diambil alih oleh pejabat di sana. Kapolres, Danlanud, dan Pangdam. Situasi sudah kondusif," pungkas Dwi. (Rmn/Ein)