Liputan6.com, Jambi - Musim kemarau panjang yang menyebabkan kebakaran lahan dan hutan dikhawatirkan memancing sejumlah satwa liar yang mendiami Taman Nasional Bukit Tiga Puluh (TNBT) keluar menuju perkampungan warga.
"Untuk itu, warga kami imbau untuk waspada dan berhati-hati, bisa saja satwa keluar hutan karena panas akibat asap dan kebakaran," ujar Kepala Badan Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Jambi Wilayah III, Farid di Jambi, Sabtu (3/10/2015).
Khusus untuk warga yang bermukim di sekitar wilayah TNBT, tim BKSDA Wilayah III Jambi sudah melakukan sosialisasi agar masyarakat lebih berhati-hati dan tidak melakukan aktivitas seorang diri. "Jika keluar rumah malam hari, usahakan membawa penerangan, jalan juga jangan sendiri," katanya.
Advertisement
Kemudian, jika warga melihat keberadaan satwa di perkampungan diminta segera menghubungi pihak berwenang atau BKSDA agar bisa langsung ditangkap. "Sejumlah tim dari BKSDA juga rutin melakukan operasi untuk mengantisipasi satwa keluar hutan saat kondisi kebakaran dan asap seperti sekarang ini," tambah Farid.
Belasan Hektar Hutan Terbakar
TNBT membentang di wilayah Provinsi Jambi dan Riau seluas kurang lebih 143.143 hektare. Dari data yang diperoleh, pada pertengahan Agustus 2015 seluas kurang lebih 15 hektare wilayah TNBT terbakar yang diduga akibat perambahan.
Tak hanya kerap menjadi sasaran perambahan, kawasan TNBT juga rawan akan kebakaran lahan. Hal ini dikarenakan lokasinya yang berada di kawasan timur Provinsi Jambi berbatasan dengan Provinsi Riau yang wilayahnya sebagian adalah lahan gambut yang mudah terbakar.
Salah satu wilayah TNBT yang kerap terbakar ada di Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim). Akibat kondisi itu, sejumlah warga di Kabupaten Tanjabtim beberapa kali dihebohkan dengan keluarnya sejumlah satwa liar, seperti macan kumbang atau harimau.
Wilayah TNBT memiliki 59 jenis mamalia, 6 jenis primata, 151 jenis burung, 18 jenis kelelawar, dan berbagai jenis kupu-kupu. Di samping itu, merupakan habitat harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae), tapir (Tapirus indicus), ungko (Hylobates agilis), beruang madu (Helarctos malayanus malayanus), sempidan biru (Lophura ignita), kuau (Argusianus argus argus).
Tak hanya itu, TNBT juga merupakan tempat tinggal bagi Orang Rimba dan Talang Mamak. (Ado/Ein)