Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei mengungkapkan saat ini baru Singapura yang menawarkan bantuan untuk pemadaman asap di wilayah Sumatera dan Kalimantan. Tawaran itu disampaikan delegasi Singapura pada Jumat 2 Oktober 2015.
"Baru Singapura yang tawarkan bantuan, belum ada tawaran dari Malaysia dan Australia," kata Willem di Graha BNPB, Jakarta, Selasa (6/10/2015).
Baca Juga
Meski demikian, Indonesia menolak secara halus bantuan yang ditawarkan tersebut. Sebab teknologi yang dibutuhkan sudah dimiliki dan telah dikerahkan.
Advertisement
"Singapura tawarkan pesawat Hercules untuk bantu hujan buatan, namun kami juga sudah punya 4 Hercules yang stand by di sana," ujar Willem.
Selain itu, Singapura juga menawarkan bantuan satelit namun Indonesia juga sudah memakai teknologi itu. Kemudian, ditawarkan juga bantuan 1 pesawat untuk water bombing atau pengeboman air dari udara.
"Kita juga sudah punya 17 pesawat namun tak selalu bisa terbang karena asapnya yang pekat," tutur dia.
Selain menawarkan bantuan, delegasi Singapura juga menyampaikan protes karena kabut asap mulai berdampak pada aktivitas mereka. "Beberapa sekolah di sana terpaksa harus diliburkan, selain itu acara dan festival juga harus dibatalkan karena pekatnya kabut asap," imbuh Willem.
BNPB menyampaikan terjadi kebakaran baru di wilayah Kalimantan Timur, yang berasal dari kebun milik masyarakat atau perorangan.
Jumlah titik api di Kalimantan mencapai 712 titik, dengan rincian titik api di Kalimantan Timur mencapai 333 titik, di Kalimantan Tengah 262 titik, Kalimantan Selatan 104 titik, Kalimantan Utara 7 titik, dan Kalimantan Barat 6 titik.
Selain itu, berdasarkan pengamatan dari citra satelit dalam kurun waktu 2 hari terakhir, pemadaman di wilayah Sumatera Selatan, khususnya di Ogan Komering Ilir masih lambat.
"Jumlah titik api di Sumatera 502 titik, terdiri dari Sumatera Selatan 466 titik, di Jambi 17 titik Lampung 8 titik, Sumatera Barat 6 titik, Bangka Belitung 3 titik, dan Riau 2 titik. Jadi posisi masih sama. Ini hotspot Sumsel, sampai sekarang masih eksis nih barang," tandas Willem. (Ali/Mut)