32 Pesawat dan 22.146 Personel Gelar Operasi Darurat Asap

Sejumlah pesawat adalah bantuan dari negara-negara sahabat. Sementara ribuan personel yang terlibat terdiri dari unsur TNI sampai relawan.

oleh Eko Dimas Ryandi diperbarui 16 Okt 2015, 13:33 WIB
Diterbitkan 16 Okt 2015, 13:33 WIB
20150918-Bom Air Basarnas di Kebakaran Riau
Air dilepaskan ke lahan yang terbakar oleh helikopter yang dioperasikan Basarnas di Pelalawan, Provinsi Riau, Kamis (17/9/2015). Asap dari kebakaran hutan ini mengakibatkan aktivitas warga Riau dan sekitarnya terganggu (AFP Photo/Adek Berry)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, pemerintah saat ini sedang menggelar operasi besar-besaran untuk mengatasi bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan.

"Kita dibantu beberapa negara sahabat dan ini adalah operasi darurat asap terbesar yang pernah dilakukan Pemerintah Indonesia," ujar Sutopo melalui keterangan tertulis yang diterima, Jumat (16/10/2105)

Total 32 helikopter dan pesawat dikerahkan untuk operasi udara, yaitu 21 helikopter, 7 fixed wing water bombing, dan 4 unit pesawat hujan buatan.  

Dari 32 unit heli-pesawat terbang, 6 unit berasal dari bantuan Malaysia, Singapura, dan Australia, baik untuk water bombing atau memandu water bombing.
 
Menurut Sutopo, Pada Kamis 15 Oktober 2015, water bombing dilakukan di 6 provinsi yakni, Sumatera Selatan di daerah Padang Susuka, Tulung Selapan, Indralaya, Banyuasin, Muara Kuang, Cengal, Sugihan sebanyak 334 kali.

Kemudian Jambi di bagian timur 10 kali, Kalteng  di daerah Tanjung Puting, Kuala Kapuas 35 kali, Kalsel  di Pulau Pisau, Kuala Kapuas, Lingkar utara, Sungai Renges 73 kali, di Kubu Raya Kalbar sebanyak 28, dan di Riau yaitu di daerah Pelalawan dan Kampar 32 kali.
 
Sementara, operasi di darat digelar dengan melibatkan 22.146 personel tim gabungan dari TNI, Polri, K/L, BPBD, Manggala Agni, relawan dan lainnya yang disebar ke sejumlah daerah.

Di Riau 7.563 personel, Jambi 2.365 personel, Sumsel 3.694 personel, Kalbar 2.810 personel, Kalteng 3.445 personel, dan Kalsel 2.269 personel. Begitu pula operasi penegakan hukum, pelayanan kesehatan dan sosialisasi juga digelar bersamaan.
 
"Ini operasi besar karena tidak mudah memadamkan hotspot yang terbakar massif dan luas. Apalagi di lahan gambut kering yang seringkali menyala kembali dan terbakar di bawah permukaan," papar Sutopo.

Ironisnya, lanjut dia, pembakaran baru juga masih banyak dilakukan sehingga hotspot terus fluktuatif. Pantauan satelit Terra-Aqua pada Jumat (16/10/2015) menunjukkan hotspot di  Sumatera 769 titik.

Yaitu di Bengkulu 7, Jambi 97, Babel 64, Kepri 1, Lampung 38, Riau 22, Sumsel 537, Sumut 3. Sedangkan di Kalimantan 159 titik  yang tersebar di Kalbar 19, Kalsel 5, Kalteng 134, Kaltim 1. (Dms/Mvi)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya