Liputan6.com, Pekanbaru - Kabut asap di Riau akibat [kebakaran hutan](2345326/ "") dan lahan kembali menelan korban jiwa. Ramadhani Lutfi Aerli (9) mengembuskan napas terakhir pada Rabu (21/10/2015) dini hari setelah mengalami gangguan pernapasan.
Sebelumnya, murid kelas 3 SD di Jalan Sumatera, Pekanbaru, itu sempat dirawat intensif di Rumah Sakit Santa Maria. Sejumlah perawatan medis tak mampu menyelamatkan nyawanya karena paru-parunya sudah dipenuhi asap.
"Hasil pemeriksaan medis menyebutkan kalau paru-paru anak saya ini penuh dengan asap, sehingga tidak mendapat oksigen yang cukup," ucap Eri Wirya, ayah bocah malang ini di di rumah duka di Jalan Pangeran Hidayat, Pekanbaru, Rabu (21/10/2015).
Eri menuturkan, pada Senin 19 Oktober 2015 lalu anaknya masih bersekolah. Sepulang dari sekolah sang anak mulai mengeluh pernapasannya terganggu.
"Lalu pada Selasa almarhum demam tinggi dan kejang-kejang. Kami sempat beri obat demam dan tak sadarkan diri. Makanya kami bawa ke Rumah Sakit Santa Maria," tutur dia.
Setibanya di rumah sakit, kondisi sang anak kian memburuk dan tak sadarkan diri. Dokter langsung memberikan penanganan awal dengan menginfus, memberi oksigen dan uap. Namun Ramadhani tak juga sadar.
Tepat pada Rabu sekitar pukul 01.00 WIB, sang anak sempat sadar dan memanggil ibunya. Eri sempat mendapat secercah harapan, lalu hilang setelah sang anak kembali tak sadarkan diri.
"Kemudian dokter menekan-nekan dadanya. Saya tidak tega melihatnya, saya istighfar. Subuhnya anak saya sudah tiada," kisah sang ayah dengan berurai air mata.
Dengan kondisi badan tak bernyawa lagi, bocah malang itu kemudian dibawa ke rumah duka, Jalan Pangeran Hidayat, Gang Nikmat Nomor 57, Kelurahan Kota Baru, Kecamatan Pekanbaru Kota.
Isak tangis ayah, ibu dan keluarganya tak terbendung. Setelah disemayamkan beberapa jam di rumah duka, akhirnya jenazah Ramadhani Lutfi Earli dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU), Jalan Air Hitam, Pekanbaru.
Meski sudah ikhlas, Eri meminta pemerintah bertanggung jawab atas kejadian ini. Dia tak ingin lagi ada korban jiwa lainnya karena kabut asap yang hampir 4 bulan menyelimuti Riau dan Sumatera ini.
"Saya minta pemerintah bertanggung jawab atas hal ini. Jangan sampai ada korban lainnya berjatuhan, sudah cukup rasanya," sebut Eri.
Meninggalnya Ramadhani kian memperpanjang daftar korban tewas karena kabut asap. Sebelumnya, ada bocah 12 tahun, Muhanum Angriawati dan seorang PNS meninggal karena kabut asap. (Hmb/Mut)*
Paru-paru Penuh Asap, Bocah di Riau Meninggal
Paru-paru bocah nahas ini penuh asap sehingga kekurangan oksigen.
Diperbarui 21 Okt 2015, 14:54 WIBDiterbitkan 21 Okt 2015, 14:54 WIB
Advertisement
Live Streaming
Powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Bikin Pusing, 7 Film India Ini Punya Plot Twist Paling Mengejutkan
Sering Salah Paham, Ini Hukum Berkumur saat Wudhu di Bulan Ramadhan Menurut Buya Yahya
Cuaca Indonesia Akhir Pekan, Sabtu 1 Maret 2025: Hari Pertama Puasa Langit Indonesia
Tips Merebus Ceker Agar Cepat Empuk: Panduan Lengkap untuk Hasil Maksimal
Memahami Arti Deskripsi: Panduan Lengkap untuk Menulis Deskripsi yang Efektif
4 Syarat Sah Puasa yang Harus Dipenuhi Umat Islam
Harga BBM di SPBU BP AKR Turun pada 1 Maret 2025, Simak Rinciannya
Arti Intervensi: Pengertian, Jenis, dan Dampaknya dalam Berbagai Bidang
Lengkap Sudah! PSIM Yogyakarta Sukses Promosi dan Rengkuh Juara Pegadaian Liga 2 2024/2025
Palestina dan Israel Semakin Jauh dari Solusi Dua Negara, Ini Kata Pengamat
5 Hal Terkait Sritex yang Resmi Tutup Mulai 1 Maret 2025
Millie Bobby Brown Daur Ulang Gaya Ikonis Gwyneth Paltrow di Era 90an, Muak Disebut Terlihat Tua dari Usianya