Di Depan Diaspora Indonesia di AS, Jokowi Curhat Pernah Dimarahi

Jokowi mengungkapkan, dia tidak tahu dan sama sekali tidak mengundang mereka.

oleh Liputan6 diperbarui 26 Okt 2015, 06:49 WIB
Diterbitkan 26 Okt 2015, 06:49 WIB
Jokowi Beri Penghargaan Kepada 23 Kepala Daerah Berprestasi
Presiden Joko Widodo memberikan sambutan saat acara pemberian penghargaan kepada sejumlah kepala daerah yang berprestasi di Istana Negara, Jakarta, Selasa (28/4/2015). Penghargaan ini diberikan dalam rangka hari otonomi daerah (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Washington DC - Selain memaparkan kondisi perekonomian selama setahun pemerintahannya, pada hari pertama lawatannya di Amerika Serikat, Presiden Joko Widodo juga menyampaikan curahan hati (curhat) pernah dimarahi warga negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Qatar saat kunjungan resmi ke negara itu beberapa waktu lalu.

Curahan hati ini diungkapkan Presiden Jokowi di depan masyarakat dan diaspora Indonesia di Wisma Tilden Washington DC, Minggu sore waktu setempat. Menurut Jokowi, dia dimarahi WNI yang tidak mendapatkan kesempatan masuk dan bertemu dengannya.

"Waktu di Qatar, saya juga bertemu sekitar 300 WNI. Karena yang enggak bisa masuk ribuan, yang dimaki-maki saya. Padahal saya enggak ngerti, saya enggak tahu, yang dimaki-maki saya," kata Jokowi.

Jokowi mengungkapkan, dia tidak tahu dan sama sekali tidak mengundang mereka. Namun Jokowi memahami betapa masyarakat Indonesia yang tinggal di luar negeri ingin bertemu presidennya.

"Kalau yang ngundang saya, saya taruh di lapangan sepak bola semuanya," ujar Presiden ke-7 RI ini dikutip dari Antaranews, Senin (26/10/2015).

Jokowi mengungkapkan hal ini terkait begitu antusiasnya masyarakat dan diaspora Indonesia di AS saat menyambut kedatangannya di Wisma Tilden, AS.

Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) RI untuk AS, Budi Bowoleksono mengatakan, masyarakat Indonesia di AS sangat antusias ingin bertatap muka dan berdialog dengan Presiden Jokowi.

"Awalnya kami merencanakan hanya 500, supaya adil kami membuka pendaftaran online dalam waktu 1 jam sold," kata dia.

Pihaknya kemudian menambah pendaftaran online untuk 750 kursi dan habis dalam waktu dua jam. "Luar biasa yang hadir 1.250 orang mungkin lebih dari itu," kata Dubes Budi.

Pihaknya juga melakukan live streaming yang difasilitasi KBRI agar masyarakat Indonesia di AS yang tidak mendapatkan kesempatan hadir di Wisma Tilden, dapat menyaksikan langsung melalui Youtube.

Tepuk tangan dan suara masyarakat meneriakkan nama Jokowi terus terdengar di Wisma Tilden. Banyak masyarakat berdesakan mengabadikan momen kehadiran Presiden Jokowi dengan menggunakan kamera ponselnya.

Presiden menyempatkan diri untuk berdialog dengan masyarakat dan diaspora Indonesia di AS dengan sejumlah isu aktual yang ditanyakan langsung oleh masyarakat kepada Jokowi.

Mereka bertanya soal target pembangunan proyek listrik di Tanah Air, pembahasan terkait UU Dwi Kenegaraan untuk anak dari hasil perkawinan campur, tentang asap yang membuat WNI di AS merasa malu karena Indonesia dianggap sebagai penyebab polusi, soal korupsi, hingga illegal mining.

Masyarakat yang hadir pada kesempatan itu berasal dari 24 negara bagian di AS. Bahkan banyak WNI yang sengaja datang dari Indonesia ke AS untuk bisa bertemu Presiden Jokowi. (Sun/Ali)*

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya