Jokowi Bertemu Obama di Gedung Putih

Jokowi berada di Gedung Putih untuk melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Obama sampai sekitar pukul 15.40 waktu setempat.

oleh Liputan6 diperbarui 27 Okt 2015, 06:11 WIB
Diterbitkan 27 Okt 2015, 06:11 WIB
Gaya Jokowi Saat di Pertemuan APEC
Presiden Joko Widodo (kiri) dan Presiden Amerika Serikat Barack Obama (kanan) mengadakan pertemuan bilateral di Beijing, Tiongkok, Senin (10/11/2014)(Reuters/Kevin Lamarque)

Liputan6.com, Washington DC - Menggunakan mobil tamu kenegaraan dan didampingi oleh sejumlah menteri Kabinet Kerja, Presiden Joko Widodo tiba di Gedung Putih pada Senin sekitar pukul 14.30 waktu setempat. Kedatangan Presiden Jokowi untuk bertemu Presiden Amerika Serikat Barack Obama.

Jokowi berada di Gedung Putih untuk melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Obama sampai sekitar pukul 15.40 waktu setempat.

Kunjungan itu merupakan kunjungan kerja Jokowi yang pertama sejak dilantik sebagai Presiden RI pada 20 Oktober 2014.

Sebelumnya Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno LP Marsudi saat konferensi pers di Blair House Washington DC, Minggu malam waktu setempat mengatakan, pembicaraan Presiden Jokowi dengan Presiden Obama akan meliputi empat hal pembahasan.

"Yang pertama mengenai Indonesia sebagai negara Muslim terbesar di dunia, tapi pada saat yang sama Indonesia menjadi negara demokrasi terbesar di dunia yang toleran, pluralis, dan sebagainya yang tidak dimiliki negara lain, memberikan nilai strategis bagi Indonesia. Dengan itu Indonesia siap memainkan peran sebagai jembatan," kata Retno dikutip dari Antaranews, Selasa (27/10/2015).

Hal kedua soal ekonomi yang menekankan ekonomi Indonesia adalah ekonomi terbuka, yang siap meningkatkan kerja sama ekonomi dengan AS dan dunia.

Dengan ekonomi yang terbuka, ujar Retno, menjadikan Indonesia lebih mudah bekerja sama dengan ekonomi negara manapun, apalagi didukung dengan paket kebijakan yang akan sangat membantu Indonesia menyampaikan kepada dunia bahwa ekonomi Indonesia adalah ekonomi terbuka.

Hal ketiga adalah Indonesia merupakan pasar digital terbesar di Asia Tenggara, dengan pasar digital mencapai 12 miliar dolar AS pada 2014.

"Angka itu sangat berarti (kenaikannya) dibandingkan pada 2013 yang sebesar 8 miliar dolar AS," papar Retno.

Pencapaian itu kata Retno belum ada campur tangan pemerintah di dalamnya. "Kalau ada campur tangan pemerintah diproyeksikan pada 2020, Indonesia akan menjadi the biggest digital market di Asia Tenggara," ucap Retno.

Hal keempat yang akan dibicarakan yakni isu climate change mengingat kedua negara merupakan pemimpin negara besar.

"Goalnya karena Indonesia adalah negara besar maka kita berharap bahwa pertemuan ini membawa manfaat bagi kedua belah pihak dan dunia," kata Retno. (Sun/Ali)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya