Ahok: Pemimpin Jangan Kayak Cabe, Makin Tua Makin Pedas

Tak hanya itu, kata Ahok, sebagai pemimpin juga tidak boleh berpihak kepada siapa pun.

oleh Ahmad Romadoni Ahmad Romadoni diperbarui 27 Okt 2015, 12:45 WIB
Diterbitkan 27 Okt 2015, 12:45 WIB
20150911-gub dki-jakart-ahok
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama. (Facebook Ahok)

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menyadari masalah komunikasi sangat penting bagi seorang pemimpin. Dia pun setuju pemimpin masa depan harus santun.

"Jadi pemimpin ke depan itu gimana? Harus santun. Saya juga belajar. Seperti padi ya, makin berisi makin merunduk. Jangan kayak cabe, makin tua makin pedas," kata Ahok di Auditorium PTIK, Jakarta, Selasa (27/10/2015).

Tugas sebagai pemimpin, kata Ahok, bisa dibilang mudah. Yang terpenting bisa membuat otak, perut, dan dompet rakyatnya penuh.


"Pemimpin saat ini juga tidak boleh menerima suap. Supaya Anda tidak membelokkan keadilan sosial kepada masyarakat," ujar mantan Bupati Belitung Timur itu.

Tak hanya itu, kata Ahok, sebagai pemimpin juga tidak boleh berpihak kepada siapa pun. Seorang pemimpin hanya boleh berpihak kepada rakyat.

"Kalau terpaksa ribut sama partai, ya udah ribut aja. Yang penting berpihak kepada rakyat," pungkas Ahok. (Rmn/Sss)*

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya