BMKG: Embun Beku di Lanny Jaya Akan Berlangsung Hingga November

Menurut BMKG suhu dingin di Lanny Jaya juga dipicu oleh El Nino yang masih berlangsung saat ini.

oleh Katharina Janur diperbarui 30 Okt 2015, 16:43 WIB
Diterbitkan 30 Okt 2015, 16:43 WIB
20151027-Ilustrasi Embun Es ata Embun Beku
Ilustrasi Embun Es ata Embun Beku (iStockphoto)

Liputan6.com, Jayapura - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika wilayah V Jayapura memprediksi embun beku di Kabupaten Lanny Jaya, Papua, akan berlangsung hingga November.

Kepala Bidang Data dan Informasi  BMKG wilayah V Jayapura, Darmawan, mengatakan pada 22-27 Oktober lalu, suhu di sekitar Lanny Jaya di bawah 0 derajat celsius. Suhu ini masih akan terjadi hingga awal November mendatang.

"Ini yang menyebabkan terjadi pembekuan," kata Darmawan di Jayapura, Papua, Jumat (30/10/2015).

Namun, kata Darmawan, saat ini di langit Lanny Jaya sudah terbentuk awan untuk menangkap gelombang panjang panas dari bumi. Ini berarti suhu dingin di Lanny Jaya akan berangsur normal.

"Tadi malam sudah mulai turun hujan di Lanny Jaya, tetapi memang suhu dinginnya masih ada," ujar Darmawan.

Menurut Darmawan, suhu dingin di Lanny Jaya juga dipicu oleh El Nino yang masih berlangsung saat ini. Akibat embun es ini, banyak warga yang mengungsi ke kabupaten lainnya.


Sebelumnya Juli lalu, bencana embun beku juga melanda Lanny Jaya. Sebanyak 11 orang meninggal akibat kedinginan. Pemkab Lanny Jaya pun mengeluarkan darurat bencana di daerah itu.

Bahaya Embun Es

Tak hanya dingin, embun es ini juga sangat berbahaya bagi manusia. Sebab jika embun ini tersentuh dapat membakar kulit manusia. Sehingga warga menyebutnya embun asam.

"Sejak tanggal 25 Oktober lalu, sekitar pukul 06.00 WIT pagi, masyarakat yang keluar dari honai dan terkena embun es, langsung mengakibatkan kulit terasa terbakar dan timbul luka," kata Kepala Staf Daerah Militer (Kasdam) XVII/Cenderawasih Brigjen TNI Herman Asaribab.

Tak hanya kitu, embun ini juga merusak tanaman. Sebab saat embun beku menyelimuti daerah itu, air embun berubah menjadi minyak pada siang hari. Hal tersebut lah yang menyebabkan hasil kebun dan tanaman lainnya mati.

Akibat dari bencana embun ini, masyarakat setempat dipastikan tidak memiliki persediaan makanan selama satu tahun ke depan. Karena lahan pertanian mereka rusak

Bupati Lanny Jaya Befa Jigibalom pada Kamis 16 Juli 2015 mengatakan, embun beku merupakan siklus 5 tahunan. Namun, siklus yang terjadi tahun ini merupakan siklus 9 tahunan. (Nil/Yus)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya