Liputan6.com, Jambi - Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan, mengunjungi SDN 181 Kelurahan Lebak Bandung, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi, hari ini.
Presiden Jokowi langsung masuk ke ruang kelas yang sudah dipasangi perangkat sekolah aman asap.
"Bagaimana udaranya?" tanya Jokowi kepada murid-murid. "Dingiiin," jawab siswa serempak.
Di sekolah ini, Jokowi membandingkan langsung antara ruang kelas yang dipasangi perangkat ‘sekolah aman asap’ dengan yang tidak.
"Wah terasa beda ya, yang tadi lebih segar udaranya," kata Presiden saat pindah ke ruang kelas yang tidak dipasangi perangkat ‘sekolah aman asap’.
Baca Juga
Dari keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Jumat (30/10/2015), kunjungan Presiden ini merupakan tindak lanjut dari kunjungan Mendikbud Anies Baswedan ke Jambi yang dilakukan 3 hari sebelumnya, Selasa (27 Oktober 2015).
Anies telah memberi nama sekolah tersebut sebagai 'Sekolah Aman Asap' karena dengan perangkat teknologi yang sederhana dan bisa dikerjakan oleh siapa saja, mampu mengurangi secara signifikan kepekatan asap dalam ruangan.
Advertisement
Caranya dengan memasang kasa dakron pada setiap lubang ventilasi ruangan, memasang kipas exhauster untuk mengeluarkan udara kotor, dan memasang sistem aerasi pada akuarium yang ditaruh di dalam ruangan.
Mendikbud Anies Baswedan menjelaskan, pemasangan alat ini akan sangat membantu proses pembelajaran di sekolah-sekolah yang terdampak asap.
"Uji coba sebelumnya sudah kami lakukan di salah satu sekolah di Padang, hasilnya dari yang semula udara di luar kelas ISPU sebesar 228, di ruang kelas turun menjadi 78 yang merupakan zona aman untuk anak-anak. Karena itu, sekarang kita terapkan di sini dan Pak Presiden sendiri langsung membuktikan," kata Anies menjelaskan.
Teknologi Aman Asap
Menurut penemu perangkat teknologi pengaman asap ini, Profesor Zaely Nurachman, kain kasa dakron (kain kasa yang biasa digunakan untuk saringan aerasi akuarium) berguna untuk menangkap partikel-partikel asap yang terbang di udara, sehingga udara yang melewati kain kasa tersebut sudah dalam keadaan bersih.
"Syaratnya, kapasnya harus dibasahi. Gunanya basah, agar partikel-partikel yang melewati pori-pori kain kasa tertangkap air dan menempel pada kasa", kata Guru Besar Kimia Institut Teknologi Bandung (ITB) itu.
Sementara itu kipas exhauster (kipas yang biasa digunakan untuk exhaust kamar mandi) untuk mengusir udara dari ruangan kelas ke luar. Demikian juga, akuarium yang ada aerasinya, berguna untuk menangkap partikel-partikel mineral yang masih masuk ke dalam ruangan kelas.
"Tapi jangan lupa, akuariumnya harus diisi oleh tumbuhan ganggang yang biasa kita dapatkan di kolam-kolam. Ganggang juga berguna untuk menyerap CO2 dan memproduksi oksigen dalam ruangan. Oleh karena itu akuarium perlu dipasang lampu ultraviolet agar fotosintesis terjadi. Di samping itu akuarium juga kalau bisa kita taruh tanaman-tanaman berdaun lebar, agar fotosintesis semakin banyak," ujar Zaely.
Saat Anies berkunjung ke sekolah tersebut pada Selasa 27 Oktober lalu, sekolah itu belum dipasangi perangkat sekolah aman. Para siswa masih belajar di ruangan menggunakan masker.
"Oleh karena itu, kita putuskan agar alat itu dipasang dan diterapkan di sini sebagai sekolah aman asap," kata Anies Baswedan. (Sun/Ans)