Pimpinan DPR `Ngacir`, Penetapan RAPBN 2016 Terancam Molor

Selang 15 menit kemudian, Fadli Zon menerima telepon dan segera memasuki mobil dinasnya.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 30 Okt 2015, 20:05 WIB
Diterbitkan 30 Okt 2015, 20:05 WIB
20151030-Lagi, Rapat Paripurna ke-9 Diskors
Ketua Badan Anggaran DPR Ahmadi Noor Supit memberikan laporan pandangan fraksi terhadap RAPBN 2016 kepada Ketua Rapat Taufik Kurniawan (kedua kiri) saat Rapat Paripurna Ke-9 di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (30/10/2015). (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta - Rapat paripurna penetapan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2016 masih diskors. Seharusnya skorsing ditutup pukul 19.00 WIB, namun 2 dari 5 pimpinan DPR meninggalkan lokasi.

2 Pimpinan DPR yang meninggalkan penetapan RAPBN 2016 itu, yakni Ketua DPR Setya Novanto dan Wakil Ketua DPR Fadli Zon.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, Setya menghadiri acara‎ pelantikan pengurus organisasi sayap Partai Golkar, Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR) di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan.

Politikus Partai Golkar itu meninggalkan Kompleks Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat sekitar pukul 18.45 WIB. Dalam acara itu, akan hadir Wakil Presiden sekaligus mantan Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla atau JK.

Selang 15 menit kemudian, Fadli Zon menerima telepon dan segera memasuki mobil dinasnya. Ia mengaku akan bertemu dengan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto. Namun tidak dijelaskan apa maksud pertemuan itu.

"‎Saya mau bertemu Pak Prabowo. Ini saja baru selesai lobi. Salat saja belum saya," ujar Fadli Zon.

Gerindra merupakan satu-satunya fraksi di DPR yang menolak RAPBN 2016, karena alokasi PMN terhadap BUMN dinilai tidak realistis.

Fraksi Gerindra memandang, alokasi suntikan modal negara Rp 39 triliun di RAPBN 2016 belum terlalu mendesak. Berdasarkan pengalaman tahun ini, dari alokasi PMN Rp 62 triliun, realisasi pencairannya baru mencapai Rp 28 triliun sampai saat ini. (Rmn/Ans)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya