Liputan6.com, Jakarta- Ketua DPP PDI Perjuangan Andreas Hugo Pareira tak menampik adanya kemungkinan reshuffle atau perombakan kabinet jilid II dalam Pemerintahan Jokowi-JK. Namun demikian, ia mengimbau agar pemerintah memiliki tema jika ingin mengganti kabinetnya.
"Reshuffle jilid II mungkin terjadi. Judulnya apa dulu? Dulu ekonomi, sekarang apa? Siapa yang paling mau (reshuffle)?" kata Andreas dalam diskusi bertajuk 'Reshuffle Datang Parpol Tegang' di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (7/11/2015).
Andreas menambahkan, sebagai partai utama pengusung pemerintah, pihaknya memiliki beberapa usulan yang berkaitan dengan perencanaan pembangunan dan pembiayaan pembangunan, yang harus didukung tim kabinet dan manajemen yang kuat.
"Terutama di beberapa sektor. DPR sudah beri sinyal, terutama soal tim dan biaya besar dan PMN dan BUMN yang harusnya tidak jadi prioritas. Harus bentuk tim kuat," ujar Andreas
PKB Cuek
Ketua Dewan Syuro DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Maman Imanul Haq mengaku, pihaknya memilih fokus kaderisasi dibanding membahas reshuffle. Ia menganggap, partainya lebih lemah dalam hal kaderisasi.
"Kita lemah di kaderisasi setelah pemilu. PKB tekankan reformasi birokrasi di kementerian. Harusnya Presiden isi eselon 1, 2, 3 yang ngerti reformasi birokrasi," ucap Maman.
Baca Juga
Anggota Komisi VIII DPR ini justru lebih tertarik membahas penyelenggaraan haji yang dirasa masih belum maksimal. Dia mencontohkan, dalam bidang haji kemarin insiden yang menyebabkan banyaknya jemaah Indonesia tewas, ia meminta harus dibuka ke publik.
Untuk reshuffle sendiri, Maman berujar, pihaknya memasrahkan dan menyerahkan sepenuhnya kepada Jokowi, meskipun nantinya salah satu kursi yang diisi kader PKB harus diganti oleh orang lain.
"Itu harusnya dibuka CCTV. Tapi ada ego sektoral. Kalau reshuffle sekali lagi itu hak Presiden. Kita tegang negeri ini diisi pemburu rente. Kita siap kehilangan posisi, tapi lebih siap tambah posisi," tandas Maman. (Ron/Sun)*