Liputan6.com, Purwokerto - Sejumlah pecinta alam berencana membersihkan Gunung Slamet bulan depan. Mereka menilai gunung tertinggi di Jawa Tengah itu semakin kotor. Akan ada 250 pecinta alam yang terlibat dalam aksi itu.
Awalnya, panitia menargetkan jumlah peserta sejumlah 500 orang. "Peminatnya cukup tinggi, tapi kami batasi hanya 250 orang saja," kata Ketua Panitia Bersih Gunung Slamet, Firman Winata, di Purwokerto, Rabu (11/11/2015).
Menurut dia, pembatasan itu dilakukan untuk mengurangi risiko-risiko yang bakal terjadi.
"Kami khawatir, jika pesertanya banyak dan bersamaan, maka jalur pendakian akan penuh sesak, makanya kami membatasi jumlah pesertanya," kata Firman.
Dia mengatakan, relawan bersih gunung itu berasal dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jakarta.
Semenjak rencana kegiatan ini dipublikasikan melalui berbagai media cetak, media sosial dan komunitas pendaki gunung, lanjut dia, animo para relawan luar biasa banyak. Mereka ingin melakukan pendakian secara bersama-sama sekaligus untuk mengisi liburan akhir tahun.
"Ini event pertama, dan ternyata luar biasa. Selain itu, Gunung Slamet sudah lama ditutup untuk pendakian, jadi banyak peserta yang rindu untuk mendaki Gunung Slamet," jelas Firman.
Baca Juga
Wisata mendaki Gunung Slamet melalui jalur Bambangan, Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Purbalingga belakangan menjadi kegiatan yang diminati. Pendaki tidak hanya berasal dari kalangan penggiat alam, tetapi masyarakat luas dari berbagai usia.
Dia menuturkan wisata pendakian memberikan tantangan tersendiri dan menjanjikan kepuasan batin bagi pelaku karena bisa berinteraksi dengan alam.
"Namun, tidak bisa dipungkiri efek dari kegiatan pendakian adanya sampah yang ditinggalkan di sepanjang jalur pendakian. Berlatar belakang ini maka kami bersama Dinbudparpora akan menggelar kegiatan pendakian bersama dan bersih Gunung Slamet," kata Firman.
Advertisement
Kepala Dinas Budaya Pariwisata dan Olah Raga Purbalingga, Subeno mengatakan animo masyarakat untuk mendaki Gunung Slamet sangat tinggi setelah gunung tersebut dinyatakan normal dan dibuka untuk pendakian pada 8 September 2014.
"Hingga 10 November 2015, sudah tercatat ada 4.750 pendaki," ujar Subeno. (Bob/Mut)