Liputan6.com, Jakarta - Politisi senior Partai Golkar Andi Mattalatta mengimbau agar penyelesaian konflik dualisme kepemimpinan di tubuh internal partai tersebut dilakukan melalui musyawarah nasional (munas). Menurut dia, munas sebaiknya dilakukan sebelum ajang Pemilihan Presiden 2019.
"Kenapa munas harus digelar pada 2016? Supaya pada Pemilu Presiden tahun 2019, ada waktu bagi kader untuk berkonsolidasi merencanakan pemenangan," kata Andi usai bertemu tokoh muda Partai Golkar di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan, Senin (16/11/2015).
Baca Juga
Dia menambahkan, munas juga dapat dimanfaatkan sebagai upaya partainya menjalin rekonsiliasi guna menghadapi pilpres mendatang.
Anggota Mahkamah Partai Golkar itu berharap, munas dapat dimanfaatkan kader partainya untuk mencari figur yang layak menjadi calon pemimpin.
"Munas (rekonsiliasi) tentu jangan berhimpitan dengan proses suksesi kepemimpinan nasional. Itulah mengapa Munas 2016 penting untuk dilaksanakan," ucap dia.
Sebelumnya, Ketua Mahkamah Partai Golkar Muladi, politisi senior Partai Golkar Ginandjar Kartasasmita, dan Abdul Latif juga mengusulkan hal yang sama. Saat dikunjungi tokoh muda Partai Golkar, Muladi mengusulkan agar segera dibentuk suatu kepengurusan gabungan antara pengurus hasil Munas Bali dan Munas Ancol.
Selain itu, sesuai putusan Mahkamah Partai Golkar terkait sengketa kepengurusan Golkar, kedua kubu wajib melaksanakan munas, selambat-lambatnya sebelum 2017. (Ndy/Sun)