DPR Simbol Persatuan, Romo Benny Dukung Rumah Ibadah di Parlemen

Romo Benny berpendapat, pendirian rumah ibadah di kompleks Parlemen menyangkut konstitusi.

oleh Anri Syaiful diperbarui 22 Nov 2015, 15:54 WIB
Diterbitkan 22 Nov 2015, 15:54 WIB
Budi Gunawan Ditunjuk Sebagai Kapolri, Tokoh Lintas Agama Angkat Bicara
Romo A Benny Susetyo. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Usulan pendirian rumah ibadah untuk beberapa agama di kompleks Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, kembali menuai dukungan. Setelah Ketua bidang Kerukunan Umat Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) Suhadi Sendjaja, giliran Sekretaris Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) Pastor Antonius Benny Susetyo mendukung usulan politikus PDIP Maruarar Sirait tersebut.

"Gedung DPR itu seperti wajah TMII (Taman Mini Indonesia Indah), jadi DPR sebagai simbol kebhinnekaan. Itu menunjukkan Bhinneka Tunggal Ika itu jiwa kita bersama," ucap rohaniwan sekaligus pegiat demokrasi yang akrab disapa Romo Benny tersebut saat dihubungi Liputan6.com, Minggu (22/11/2015) sore.

Terkait wacana pendirian rumah ibadah beberapa agama di Gedung Parlemen, Romo Benny berpendapat, hal itu menyangkut konstitusi. Terutama dalam hal negara menjamin kebebasan beragama di Indonesia untuk setiap warga negara.

"Saya mendukung (usulan pendirian rumah ibadah). Karena DPR sebagai gedung, sebagai pusat keIndonesiaan. Kalau kita mau membangun (rumah ibadah), ya harus semuanya," imbuh Romo Benny.

Bhinneka Tunggal Ika juga sebagai simbol. "Ini simbolik, simbol arti persatuan, termasuk 6 agama yang ada di Indonesia," pungkas pastor 47 tahun tersebut.

Usulan Maruarar Sirait

Sebelumnya, anggota DPR dari Fraksi PDIP Maruarar Sirait mengusulkan pembangunan beberapa rumah ibadah di Kompleks Parlemen seperti pura, wihara, dan gereja. Ide tersebut diusulkan melalui interupsi Sidang Paripurna DPR yang dipimpin Setya Novanto di Gedung Parlemen, Jakarta, Senin 16 November lalu.

Ara, sapaan akrab Maruarar menyatakan, saat ini pembangunan dan kehadiran rumah ibadah masih menjadi persoalan di beberapa wilayah RI. Misalnya di Manokwari maupun Aceh Singkil.

"Padahal kita semua tahu bahwa negara ini adalah negara Pancasila, di mana semua pemeluk agama memiliki hak yang sama," ujar Ara kepada Liputan6.com, Sabtu (21 November 2015).

Maruarar Sirait juga menghendaki parlemen bisa menjadi teladan bagi masyarakat untuk isu pluralisme. Karena itu, DPR perlu membangun sejumlah rumah ibadah selain masjid yang sudah ada saat ini di kompleks Parlemen. (Ans/Sun)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya