Liputan6.com, Bojonegoro - Sebanyak 178 desa di 26 kecamatan di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, rawan banjir selama musim hujan ini. Pasalnya, desa terkena luapan Bengawan Solo dan banjir bandang dari sejumlah sungai di daerah tersebut.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro Andik Sudjarwo mengatakan perkiraan itu mengacu pada data banjir yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya.
Dia merinci ada 146 desa di 16 kecamatan rawan dilanda banjir akibat luapan Bengawan Solo. Desa itu antara lain terdapat di Kecamatan Trucuk, Kalitidu, Dander, Malo, Kota, dan Kanor.
Selain itu, kata dia, ada 32 desa di 10 kecamatan yang rawan dilanda banjir bandang, antara lain di Kecamatan Sekar, Temayang, Gondang, Balen, dan Sumberrejo.
"Ada sejumlah desa tidak hanya rawan dilanda banjir luapan Bengawan Solo, tetapi juga rawan dilanda banjir bandang," ujar Andik di Bojonegoro, Senin (23/11/2015) seperti dilansir Antaranews.
Dia mencontohkan di Kecamatan Sumberrejo ada 1 dari 7 desa yang rawan dilanda banjir akibat luapan Bengawan Solo, sekaligus banjir bandang.
"Banjir bandang rutin melanda sejumlah desa disebabkan hutan yang ada di daerah kami sudah gundul," ucap Kasi Pencegahaan dan Kesiapsiagaan BPBD Sukirno.
Sesuai data BPBD, banjir bandang pada 2015 telah menerjang 32 desa di 11 kecamatan, antara lain Kasiman dan Baureno, Tambakrejo, Malo, Sekar, Kepohbaru, Kanor, Gondang, Dander, Temayang, dan Kedewan,
Baca Juga
Baca Juga
Pada kejadian itu, sebanyak 724 rumah diterjang banjir, dengan jumlah warga terdampak mencapai 1.682 kepala keluarga (KK).
Banjir juga mengakibatkan rusaknya tanaman padi seluas 1.003 hektare, dan ratusan hektare tanaman palawija, dengan jumlah kerugian mencapai Rp 5,966 miliar.
"Kerugian yang disebabkan banjir bandang dari tahun ke tahun cenderung meningkat," ucap Sukirno.
Ia menambahkan banjir luapan Bengawan Solo yang terjadi pada musim hujan lalu tidak banyak menimbulkan kerugian karena banjir yang terjadi bukan banjir besar. (Bob/Sun)**
Advertisement