Alasan Buwas Gandeng TNI Basmi Bandar Narkoba

Faktanya sekarang, ada 30-40 orang mati karena narkoba di Indonesia.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 02 Des 2015, 18:17 WIB
Diterbitkan 02 Des 2015, 18:17 WIB
20151202-Buwas
Kepala BNN Komjen Pol Budi Waseso.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Narkotika Nasional (BNN) sejak dipimpin Budi Waseso, banyak membuat gebrakan. Salah satunya mendukung tindakan tegas terhadap para bandar narkoba.

Kepala BNN Budi Waseso mengatakan, tindakan tegas tersebut dilakukan jika para bandar melawan saat hendak ditangkap.

"Kita lakukan tindakan tegas kalau melakukan perlawanan. Kita selesaikan gitu, semua harus tegas. Instruksi yang akan saya buat juga adalah di mana bandar ini merupakan musuh negara, karena dia menghancurkan generasi muda, anak bangsa, akhirnya menghancurkan negara," ujar Budi di kantor Menkopolhukam, Jakarta, Rabu (2/12/2015).

Buwas, begitu ia biasa disapa menilai, apa yang dilakukan para bandar narkoba merupakan bentuk pembunuhan massal yang terencana. Karena itu, dia meminta bantuan TNI.

"Faktanya adalah sekarang ada 30-40 orang mati karena narkoba di Indonesia. Sekarang kita harus lakukan upaya langkah tegas, kalau musuh negara itu yang akan dihadapi oleh TNI. Nanti sebentar lagi saya akan MoU dengan TNI, kita konstruksikan peran Polri di mana, TNI di mana, kami di mana," jelas mantan Kabareskrim Polri itu.

Pria asal Jawa Timur itu mengungkapkan alasan pihaknya menggandeng TNI dalam memberantas narkoba. Para bandar narkoba itu dianggap sebagai musuh negara.

"Kalau TNI yang menangani, TNI akan berpikiran itu musuh negara. Jadi kalau musuh negara dihadapi dengan perang. Doktrinnya perang itu dibunuh atau terbunuh, selesai kan persoalan," ungkap Buwas.

Hukuman itu, kata Buwas, pantas diberikan kepada para bandara narkoba. Mereka dinilai telah membunuh anak bangsa secara massal.

"Kalau musuh negara nggak usah pakai tawar-menawar. Masa pelaku pembunuhan massal diampuni. Kalau kita bunuh satu dari pelaku pembunuhan ratusan, kita pasti dimaafkan. Tuhan juga pasti memaafkan," tukas Buwas.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya