Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah saksi mata yang berada tidak jauh dari lokasi kejadian kecelakaan, mengungkapkan (Kereta Rel Listrik) KRL rangkaian Jatinegara-Bogor yang menabrak Metro Mini 80, dalam kondisi kecepatan yang sangat kencang.
Berdasarkan keterangan petugas palang pintu kereta, KRL tidak berhenti di Stasiun Angke karena hanya untuk keperluan putar balik. Bukan untuk aktivitas naik-turun penumpang.
Hal itu yang membuat kereta melaju dengan sangat cepat saat melintas di perlintasan Jembatan 5, Jakarta Barat, tempat kejadian kecelakaan.
"Jadi KRL itu hanya lewat, Mas. Tidak berhenti untuk aktivitas naik-turun penumpang di Stasiun Angke. Jadi pasti kecepatannya tinggi," ujar Petugas Palang Pintu Perlintasan Kereta Api Jembatan 5, Endang, Minggu (6/12/2015).
Baca Juga
Endang juga menuturkan, KRL yang berhenti di Stasiun Angke hanya untuk keperluan putar balik. Selain itu, Stasiun Angke diketahui kerap menjadi jalur KRL untuk berputar balik sebelum melanjutkan pelayanan transportasi bagi para penumpang.
"Jadi istilahnya stabling, Mas. Atau putar balik. Jadi biasanya dia berhenti hanya untuk stabling sebelum berangkat lagi," pungkas Endang.
Metro Mini yang tertabrak KRL itu sempat terseret sejauh 200 meter.