Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama punya cerita unik soal gonta-ganti ‎nama hingga seperti saat ini. Bahkan, kepala daerah yang akrab disapa Ahok ini sempat dicurigai sengaja memalsukan identitas untuk memuluskan sejumlah proyek bisnisnya.
Mantan Bupati Belitung‎ Timur itu pun angkat suara terkait tudingan tersebut. Dia kemudian menceritakan metamorfosis nama-namanya mulai dari Basuki, Basuki Indra, hingga kini menjadi Basuki Tjahaja Purnama.
"Kalau soal Basuki Indra ganti nama itu begini kasusnya. Waktu kecil, bapak saya itu namanya Indra. Saya pun enggak tahu. Saya sekolah waktu SD namanya Basuki. Ditanya Basuki ya Basuki," ujar Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jumat (11/12/2015).
Ketika mendaftar sekolah di tingkat SMP, Ahok ditanya siapa nama bapaknya. Nama Ahok kemudian menjadi Basuki Indra mengikuti nama orang tuanya.
"Karena kan orang Melayu sukanya begitu. Kalau bapaknya Indra, nama anaknya jadi Basuki Indra. Ditulislah di buku rapor Basuki Indra," urai dia.
Namun ketika lulus SMP, nama Basuki Indra tidak boleh dicantumkan di ijazah kelulusan.‎ Sebab, ijazah SD hanya tertulis nama Basuki. Begitu juga ketika SMA. Dia terdaftar dengan nama Basuki Indra, tetapi di ijazah SMA hanya ditulis Basuki.
"Pas mau lulus, enggak boleh Basuki Indra, karena SD-nya namanya hanya Basuki. Masuk SMA juga sama. Jadi ijazah saya itu hanya ditulis Basuki, enggak ada yang lain. Makanya temen-temen yang kenal saya tahu saya enggak pernah ganti nama," kata Ahok.
Baca Juga
Akhirnya Basuki Tjahaja Purnama
Ketika beranjak dewasa, nama Ahok berubah menjadi Basuki Tjahaja Purnama. ‎Hal itu tak terlepas karena dirinya memiliki keturunan Tionghoa. Perubahan nama itu berawal ketika dia harus mengurus Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia (SBKRI).
"Kami ini orang keturunan, harus membuat SBKRI dulu. Sebelum keluar Undang-Undang tentang Kewarganegaraan. Jadi kami harus pisah dari orangtua," ucap Ahok.
Namun kini SBKRI sudah dihapus sejak keluarnya Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 56 Tahun 1996 tentang Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia, yang ditindaklanjuti dengan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 25 Tahun 1996.
"Waktu pisah dari orangtua, ini KTP di daerah kan namanya Basuki Indra. Waktu saya menyambung paspor SBKRI keluar dari ‎bapak saya. Orang birokrasi sempat melarang nama Basuki Indra karena nama keluarga adalah Tjahaja Purnama," kata dia.
Semenjak saat itu, nama lengkap Ahok menjadi Basuki Tjahaja Purnama. Bahkan sejak dia terkenal, jadi anggota DPR, Bupati Belitung Timur, hingga Gubernur DKI, namanya sudah Basuki Tjahaja Purnama.
"Jadi nama di paspor harus Basuki Tjahaja Purnama sesuai dengan akte SBKRI. Akhirnya KTP saya terpaksa mengikuti paspor, bukan saya ganti nama," ucap Ahok.**
Advertisement