Liputan6.com, Jakarta - Kapal Marine Vessel Power Plant (MVPP) atau disebut Karadeniz Powership Zeynep Sultan dijadwalkan tiba di Amurang, Sulawesi Utara (Sulut) pada 23 Desember 2015 mendatang. Kapal listrik berkapasitas 120 Mega Watt (MW) ini saat ini masih tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta.
"Karena urusan custom clearence dan juga pembayaran pajak barang sedang diselesaikan pihak pemilik kapal," ujar Supervisor Humas dan Bina Lingkungan PLN Wilayah Sulawesi Utara, Tengah, dan Gorontalo, (Suttenggo), Dermawan Amir Uloli, Minggu 13 Desember 2015.
Menurut Dermawan, informasinya kapal itu akan berangkat dari Tanjung Priok ke Amurang pada Selasa 15 Desember 2015. "Perjalanannya menurut pihak Karadeniz dari Tanjung Priok ke Amurang butuh sekitar 7 hari perjalanan. Diperkirakan tiba di lokasi antara 22 atau 23 Desember," tambah dia.
Dermawan mengatakan PLN Amurang sudah mendirikan 6 menara listrik, 3 di antaranya sudah terpasang kabel transmisi.
"Sehingga diharapkan pas kapal datang sekitar tanggal 23 Desember, semua tinggal pasang atau adjustment tegangan," ujar Dermawan.
Menurut dia, kondisi tangkapan air untuk PLTA sudah mencapai 240 centimeter. Oleh karena itu secara bertahap kemampuan produksi dan pasok listrik di 3 PLTA mulai naik, dan kini sudah mencapai sekitar 34 mega watt (MW).
Baca Juga
Beberapa waktu lalu, Presiden Joko Widodo yang ketika itu didampingi Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basir, secara seremoni melepas keberangkatan Kapal MVPP Karadeniz Powership Zeynep Sultan berkapasitas 120 MW dari Pelabuhan Nusantara Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Sebelum melepas keberangkatan kapal, Jokowi melakukan peninjauan kapal MVPP. Kapal yang berisi pembangkit listrik yang baru datang dari Turki ini akan menuju Amurang, Minahasa Selatan, Sulawesi Utara.
Program ini merupakan salah satu upaya PLN untuk memperkuat pasokan listrik di beberapa lokasi di Indonesia. Salah satunya di Provinsi Sulawesi Utara dan Gorontalo yang terhubung dalam sistem interkoneksi kelistrikan 150 Kilo Volt (kV) Sulawesi Utara-Gorontalo.
Disewa 5 Tahun
Advertisement
MVPP buatan tahun 2014 ini disewa PLN selama 5 tahun. Titik koneksi awal Marine Vessel ini di Amurang, selanjutnya PLN juga akan mendatangkan pembangkit listrik serupa untuk beberapa lokasi antara lain di Sumatera Bagian Utara (240 MW), Kupang (60 MW), Ambon (60 MW), dan Lombok (60 MW).
Beberapa keunggulan menggunakan MVPP adalah menurunkan biaya pokok penyediaan (BPP) listrik, kemudahan relokasi sehingga dapat fleksibel memenuhi kebutuhan listrik di suatu daerah. Kemudian penghematan hingga Rp 350 miliar per tahun dan lebih cepat dalam memenuhi kebutuhan tambahan pasokan listrik di suatu daerah yang kekurangan listrik.
Untuk pembangkit listrik Marine Vessel pertama ini dioperasikan dengan 2 bahan bakar atau dual fuel engine yaitu fuel jenis heavy fuel oil dan gas.
Sementara pembangunan tower transmisi 150 kV yang menghubungkan MVPP ke switchyard untuk disuplai ke Gardu Induk Lopana.
Sejak diberangkatkan pada awal November 2015, MVPP telah menempuh perjalanan hampir 30 hari melalui jalur Terusan Zues, Laut Merah, hingga ke Samudra Hindia dan Srilangka, baru masuk ke perairan Indonesia. Kapal tiba di Indonesia, tepatnya di Tanjung Priok pada 1 Desember lalu.
Pembangkit listrik di atas kapal ini akan segera memenuhi kekurangan pasokan listrik di Sulawesi Utara dan Gorontalo. Beban puncak sistem kelistrikan Sulawesi Utara dan Gorontalo saat ini mencapai 325 MW, sedangkan daya pembangkit yang ada jika semuanya beroperasi optimal hanya 320 MW.
Sementara saat ini, daya pasok dari pembangkit yang beroperasi hanya 275 MW. Hal ini terjadi karena beberapa pembangkit sedang dilakukan pemeliharaan. Sehingga listrik devisit sebesar 50 MW.
Saat ini PLN juga tengah menyelesaikan pembangunan PLTG Gorontalo dengan total kapasitas 100 MW. Satu unit ditargetkan beroperasi pada akhir Desember 2015 atau di awal Januari 2016. PLTG Gorontalo akan menjadi pembangkit pertama dari program pembangunan pembangkit 35.000 MW yang beroperasi.