Ical dan Agung Laksono Melayat ke Pendiri Golkar Suhardiman

Menurut Ical, Suhardiman adalah sosok yang penting bagi lahirnya Partai Golkar melalui SOKSI.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 14 Des 2015, 11:47 WIB
Diterbitkan 14 Des 2015, 11:47 WIB
Pendiri Golkar Sebut Ical Pengkhianat Partai?
Pendiri Partai Golkar Suhardiman menggelar jumpa pers terkait Munas Golkar, Jakarta (2/9/2014) (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Tokoh senior Partai Golkar Suhardiman mengembuskan napas terakhir pada Minggu malam, 13 Desember 2015. Tokoh yang dikenal sebagai salah satu pendiri Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) itu meninggal pada usia 91 tahun. Rencananya Suhardiman dimakamkan siang ini.

Pantauan Liputan6.com, pada Senin (14/12/2015) di rumah duka di Jalan Kramat Batu Nomor 1, Cipete, Cilandak, Jakarta Selatan, sejumlah tokoh Golkar melayat. Di antaranya Ade Komaruddin, Agung Gunanjar, Fadel Muhammad, dan Zaenal Bintang. Bahkan, politikus Demokrat Hayono Isman juga turut hadir.

Bukan hanya itu saja, kedua Ketua Umum Partai Golkar, yaitu Aburizal Bakrie atau Ical dan Agung Laksono juga datang.

Menurut Ical, almarhum Suhardiman adalah sosok yang penting bagi lahirnya Partai Golkar melalui SOKSI.

"Di usia 30 tahun, almarhum mendirikan SOKSI bersama-sama MKGR dan Kosgoro. Dari sana mereka membuat Trikarya dan mendirikan Sekretariat Bersama Golongan Karya. Beliau berjasa besar," ujar Ical di lokasi.

Bukan Dukun Politik

Agung Laksono mengatakan Suhardiman merupakan tokoh yang menjadi panutan bagi semua kader Partai Golkar.

"Beliau tokoh kita semua. Senior dan guru saya dalam dunia politik. Beliau betul-betul tokoh nasional politik yang saya tidak mau menyebut beliau sebagai dukun politik, tapi sebagai tokoh politik nasional," kata Agung.

 



Agung mengatakan almarhum mempunyai ideologi yang jelas dan kuat. Nilai kebangsaannya juga tinggi.

"Itu selalu beliau terapkan di NKRI. Beliau orang yang menjunjung tinggi kemajemukan, tapi memperkokoh persatuan," dia menjelaskan.

Menurut Agung, almarhum ingin ada kepemimpinan yang bersih di negeri ini, baik itu di pemerintahan maupun di partai.

"Beliau ingin agar partai tidak dipimpin oleh orang-orang yang berbasiskan kepada kepentingan sendiri, tapi kepentingan bangsa," ujar Agung.**

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya