Ahok: Organda Pura-pura Tak Tahu Metro Mini Begitu Bobrok

Ahok menuding Organda sengaja membiarkan para pengemudi angkutan umum membuat SIM dengan cara nembak (tidak melalui tes).

oleh Nafiysul Qodar diperbarui 17 Des 2015, 12:15 WIB
Diterbitkan 17 Des 2015, 12:15 WIB
Gebrakan Ahok Sebelum Lakukan Penggusuran Kampung Pulo
Ahok Menggebrak Jakarta.

Liputan6.com, Jakarta - Kegeraman Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok memuncak dengan kondisi angkutan umum di Ibu Kota. Terlebih Metro Mini yang pengelolaannya dianggap sangat bobrok dan kerap terlibat kecelakaan.

Tak hanya soal Uji Kelayakan Kendaraan (KIR) bus yang dianggap bermasalah. Ahok juga tidak paham dengan sistem perekrutan dan manajemen sopir Metro Mini.

Tak jarang, bus oranye kombinasi biru itu dioperasikan sopir tembak. Bahkan tak sedikit pula yang tidak mengantongi Surat Izin Mengemudi (SIM).

Mantan Bupati Belitung Timur itu lalu menyindir Organisasi Angkutan Darat (Organda) terkait kebobrokan pengelolaan Metro Mini. Organda, lanjut dia, sebenarnya mengerti persoalan klasik tersebut.

"Makanya saya bilang ini kan si pengelola Organda. Sudah saya bilang Organda tahu enggak sih Metro Mini begitu bobrok? Tahu! Pura-pura saja mereka," ujar Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (17/12/2015).

Begitu pula soal kelengkapan administrasi pengemudi Metro Mini. Ahok menuding Organda sengaja membiarkan para pengemudi angkutan umum membuat SIM dengan cara nembak (tidak melalui tes).

"Mereka pura-pura nggak tahu padahal SIM-nya nembak semua," tandas dia.

Ajak Gaji Bergabung

Oleh karena itu, Ahok ingin sopir ‎yang tidak sesuai standar kelayakan tersebut digantikan. Dia mengajak sopir-sopir yang baik bergabung dengan Pemprov DKI Jakarta untuk memperbaiki Metro Mini.

"Coba kalian pikir, saya iseng nawarin gaji Rp 3,5 juta pada sopir gandeng. Artinya apa? Saya sedang baik hati pada semua sopir yang baik. Kalau kamu sopir baik silakan kerja sama kami. Anda enggak perlu cari penumpang dapat gaji," ucap Ahok.

Dia pun menuding sopir yang ‎tidak tertarik dengan tawaran gajinya hanya orang yang memiliki niatan buruk. Mereka dianggap tidak memiliki visi untuk memajukan transportasi massal di DKI menjadi lebih baik.

"Nah yang enggak mau ini sopir yang udah afkir --cacat--. Masak kamu enggak mau dapat gaji UMP atau 2 kali UMP. Pakaian keren. Berarti niatnya emang enggak benar, makanya kita habisin saja," pungkas Ahok.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya