Masinton PDIP Kritisi Peran JK

Kegaduhan yang disebabkan JK dapat dilihat dari 3 kasus, pembangunan listrik 35 ribu MW, kasus Pelindo II dan Freeport.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 20 Des 2015, 14:23 WIB
Diterbitkan 20 Des 2015, 14:23 WIB
20150706-Sidang Kabinet Paripurna-Jakarta-Jokowi
Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla saat menghadiri sidang kabinet paripurna, Jakarta, Senin (6/7/2015). Sidang tersebut membahas Draft Nota Keuangan dan Postur RAPBN 2016 dan Persiapan Lebaran 2015. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Anggota Komisi III DPR Masinton Pasaribu menilai setahun pemerintahan Jokowi-JK lebih banyak diisi dengan kegaduhan di bidang politik dan ekonomi.

Masinton menuduh, biang dari kegaduhan itu ada di Wakil Presiden Jusuf Kalla. diakui dia, selama 1 tahun 2 bulan ini JK selalu ada di pusaran kegaduhan republik ini.

"Kalau gaduhnya masih di lingkar program ya menarik. Tapi kalau gaduhnya sekarang ini sesama pemburu rente. Bahaya juga kalau model gaduh kaya gini," kata Masinton, dalam diskusi rilis survei Polcomm Institute bertema Kinerja Satu Tahun Pemerintahan Jokowi-JK, di Jakarta, Minggu (20/12/2015).

 



Masinton menjelaskan, kegaduhan yang disebabkan JK dapat dilihat dari 3 kasus, yaitu gaduh dalam pembangunan listrik 35 ribu MW, gaduh dalam kasus Pelindo II dan gaduh dalam kasus perpanjangan kontrak PT Freeport Indonesia.

"Ketika Pelindo digeledah, Dirut yang tersangka itu telepon sana-sini. Lalu Kabareskrim d‎icopot, ya JK juga. Freeport ya JK juga. Penyelesaiannya gimana, ya reshuffle," tandas Masinton.

Masinton juga mendesak agar Jokowi bisa mengevaluasi wapresnya Jusuf Kalla. "Ya JK kalau modelnya gitu, harus dievaluasi," tegas Masinton.

Masinton juga menyayangkan keponakan JK, Erwin Aksa, yang bertemu Chairman Of The Board Freeport McMoran Inc, James R Moffet. Ia klaim ada pasti ada campur tangan JK dalam pertemuan itu.

"Soeharto dikritik dan mulai dilawan ketika anak-anaknya bisnis dan bisnis itu menggunakan pengaruh bapaknya," tandas Masinton.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya