Liputan6.com, Jakarta - Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti tak menampik pernyataan Jaksa Agung Australia George Brandis yang menyebut Indonesia menjadi target perluasan kekhalifahan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di luar kawasan Timur Tengah. Badrodin mengakui jika Indonesia sempat mendapatkan ancaman itu.
"Ya memang terakhir kita dapat ancaman, bisa saja Indonesia menjadi target masuk di dalam Khilafah Islamiyah," ujar Badrodin saat dihubungi Liputan6.com di Jakarta, Selasa (22/12/2015).
Kendati begitu, lanjut Badrodin, ancaman seperti itu bukanlah hal yang spesial bagi Indonesia. Sejak lama pemerintah dengan sejumlah pihak terkait terus memerangi aksi teroris. Baik melalui tindakan, maupun pencegahan dan kampanye terhadap bahaya paham radikalisme.
"Kita sendiri kan juga sudah membahas beberapa kali, kalau misalnya ada orang (yang mau mengubah ideologi Pancasila menjadi kekhalifahan) kira-kira instrumen hukum apa yang bisa kita lakukan. Bukan hal yang spesial (ancaman) itu," tutur perwira bintang 4 itu.
Mantan Kapolda Banten itu yakin, ideologi kekhalifahan di Indonesia tidak mungkin bisa diterapkan. Sebab, penduduk Indonesia memiliki toleransi beragama yang sangat tinggi. Sebagai mayoritas, umat muslim bisa melindungi dan mengayomi kelompok agama minoritas lainnya.
Baca Juga
"Nggak mungkin kekhalifahan diterapkan di Indonesia, karena penduduk muslim sebagian besar kan ada di Indonesia," ujar Badrodin.
Pertemuan di Australia
Menurut Kapolri, pernyataan George Brandis itu berdasarkan pemaparan dirinya bersama rombongan yang digawangi Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan terkait ancaman terorisme di Indonesia. Diskusi itu disampaikan dalam pertemuan kerja sama bilateral di Australia, Senin 21 Desember 2015.
"Ya kemarin kerja sama di bidang politik, hukum dan keamanan yang di-leadingsector-i oleh Pak Menko Polhukam. Tentu ya kita diskusikan soal potensial terorisme, di sana (Australia) ada ISIS, di Indonesia juga ada ISIS. Itu jadi musuh bersama," ucap Badrodin.
Menurut Badrodin, pernyataan Brandis tidak perlu terlalu serius ditanggapi. Sebab, pernyataan itu ke luar setelah mendapatkan pemaparan dari perwakilan pemerintah Indonesia terkait ancaman terorisme di kawasan Asia Tenggara, khususnya Indonesia dan Australia.
"Dia (Australia) kan koordinasi dengan kita. Dia kan dapat keterangan dari kita, sudah dipaparkan di pertemuan di sana. Masak kita tanggapin lagi (soal ancaman kekhalifahan ISIS di Indonesia)," papar dia.
Kapolri menegaskan, kerja sama dengan sejumlah negara termasuk Australia untuk memerangi terorisme sudah lama dilakukan, bahkan sejak tragedi Bom Bali beberapa tahun lalu.
Ia juga menegaskan, pertemuan tersebut tidak semata-mata dilakukan untuk meminta dukungan kekuatan pasca-penangkapan 9 terduga teroris di wilayah Jawa beberapa waktu lalu.
"Pertemuan kemarin kan judulnya kerjasama di bidang politik, hukum, dan keamanan. Kalau memerangi terorisme itu bukan dari sekarang, sudah sejak dari Bom Bali kita sudah perangi terorisme bersama-sama," kata Badrodin.
"Tangkapan (terduga teroris) banyak ini kan sebelum pertemuan dengan Australia. Kalau diadakannya (pertemuan) misalnya bulan November ya belum tertangkap. Karena kita baru dapat informasi terkait ancaman-ancama itu," lanjut Badrodin.
Advertisement
*Saksikan juga video soal ancaman teror ISIS.