Liputan6.com, Jakarta Jika di Jakarta Wakil Presiden Jusuf Kalla meluncurkan logo Asian Games 2018, maka masyarakat Kota Solo pun tak mau tertinggal riuhnya berolahraga.
Pada ajang Car Free Day Solo di Jalan Slamet Riyadi, Minggu (27/12), Kementerian Pemuda dan Olahraga beserta Komite Olimpiade Indonesia mengajak masyarakat Kota Solo untuk aktif bergerak dalam kampanye “Ayo Olahraga”.
Ajang yang diikuti oleh ribuan orang tersebut juga dilaksanakan demi menggaungkan Asian Games di seluruh Indonesia.
“Ayo Olahraga adalah kampanye untuk mengingatkan bahwa akses untuk olahraga adalah hak seluruh masyarakat dan bukan hanya untuk atlet,” ujar Staf Khusus Bidang Pembudayaan Olahraga, M. Khusen Yusuf.
“Asian Games yang berlangsung pada 2018 nanti jangan sampai terhenti ketika tamu dari negara-negara lain pulang, tapi harus mewariskan semangat olahraga kepada masyarakat. Inilah jiwa dari Ayo Olahraga.”
Di ajang “Ayo Olahraga Car Free Day Solo” masyarakat Kota Solo mengikuti beberapa ajang yang tersedia di jalan sepanjang 250 meter, mulai dari BBoy Battle (Break Dance), Senam Bersama, Street Soccer 2 vs 2, hingga menyaksikan beberapa pertunjukan olahraga seperti Basket Free Style dan Solostenic (berolahraga memanfaatkan berat tubuh).
Beberapa olahraga yang dipilih mewakili semangat kaum muda yang mencintai keragaman, kebebasan, dan juga kreativitas.
Namun bukan berarti ajang “Ayo Olahraga” hanya melibatkan satu kalangan usia. Mulai dari anak-anak hingga orang tua pun terlihat antusias dalam mengikuti beberapa ajang. Ketika flashmob senam berlangsung sekitar pukul 07.10 WIB, banyak dari masyarakat Solo tergoda alunan musik serta keriaan para penari dan ikut turut menggerakkan badan mereka.
Dengan konsep flashmob, masyarakat semula tidak mengetahui gerakan senam yang ditampilkan oleh para penari. Akan tetapi, hal itu tidak menghalangi mereka untuk ikut terlibat dan ‘turun ke lapangan’ walaupun dalam gerakan yang patah-patah. Hal inilah yang dikatakan oleh Kemenpora sebagai semangat yang ingin ditularkan dari gerakan “Ayo Olahraga”.
“Inti dari gerakan “Ayo Olahraga” adalah tidak ada kata terlambat untuk berolahraga dan tidak ada kata salah dalam berolahraga,” ujar Khusen.
Selain itu, ajang “Ayo Olahraga” juga ingin mengajak masyarakat untuk meninggalkan berbagai alasan dan memulai langkah pertama berolahraga.
Koordinator gerakan “Ayo Olahraga” pertama, Andreas Marbun, mengatakan bahwa acara berlangsung sukses.
“Kurang lebih 1500 orang mengikuti acara yang berlangsung sesuai rencana ini. Semangat yang ingin kami tularkan kepada berbagai kalangan masyarakat Solo pun tersampaikan,” kata Andreas.
“Kami harap gerakan “Ayo Olahraga” ini akan menjadi model ajang partisipasi masyarakat dalam bidang olahraga di kota-kota lain,” ujarnya.**
Advertisement
(Adv)