Pesan Natal Jokowi: Tinggalkan Kepalsuan Semu dan Kemunafikan

Jokowi mengharapkan agar semangat Natal jangan sampai hanya seremonial semata.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 28 Des 2015, 17:41 WIB
Diterbitkan 28 Des 2015, 17:41 WIB
[Bintang] Jokowi
Presiden RI Joko Widodo. foto: todayonline.com

Liputan6.com, Flores - Presiden Joko Widodo menghadiri acara peringatan Natal tingkat nasional di rumah jabatan Gubernur Nusa Tenggara Timur, Kupang, NTT, Senin, (28/12/2015).  Dalam kesempatan itu, Presiden yang akrab disapa Jokowi itu mengajak semua peserta yang hadir untuk mengubah diri menjadi lebih baik dalam semangat Natal.

"Natal intinya adalah menjadi manusia baru yang lebih disiplin dan lebih kerja keras. Bangsa ini sudah saatnya bergerak meninggalkan kepalsuan semu, kemunafikan, dan mementingkan diri sendiri," ujar Presiden saat mengawali sambutannya.

 



Presiden Jokowi menyerukan bahwa Natal harus membawa perubahan yang mendasar dalam kehidupan bersama. Untuk itu dibutuhkan insan Indonesia yang mandiri ,berdedikasi yang mengamalkan nilai-nilai agama, sopan santun, kepantasan, gotong royong dan toleransi.

Natal juga diharapkan dapat membawa semangat kesederhanaan untuk mengatakan cukup, berbagi, tidak menghamburkan uang serta memperkecil jurang kaya dan miskin.

Jokowi juga mengharapkan agar semangat Natal jangan sampai hanya seremonial. "Seperti yang diucapkan oleh Paus Fransiskus, Natal tanpa pembaharuan dan perubahan perilaku hanyalah sebuah sandiwara,"‎ kata Jokowi.

Dalam kesempatan itu Presiden juga menyampaikan sebuah pribahasa lokal. "Api ‘ata ‘ola hege, air ‘ata ‘ola neni" yang artinya saling bergotong royong.

"Kita bagerik kita baeng pili. Kita bekerja, kita mendapat hasil. Indonesia harus semakin makmur, Indonesia harus sejahtera, Indonesia harus damai dan Indonesia harus penuh suka cita," ujar Jokowi dalam bahasa Flores.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya