Liputan6.com, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memprediksi Jakarta akan dilanda banjir pada awal 2016. Ancaman bencana itu akan melanda pada pekan ketiga Januari ini.
Banjir ini, kata Kepala BNPB Sutopo Purwo Nugroho, akan berdampak pada 37 kecamatan dan 125 kelurahan di Jakarta. Kondisi tersebut lantaran hujan lebat yang membuat ketinggian air di Bendung Katulampa dan Depok, serta pintu air di aliran sungai Ciliwung yang masuk ke Jakarta, mencapai siaga I.
Baca Juga
Baca Juga
Hal ini, kata Sutopo, harus menjadi perhatian pemprov DKI Jakarta mengingat bencana ini datang setiap tahun.
Advertisement
Menanggapi hal tersebut, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengaku telah menyiapkan strategi untuk menanggulanginya. Hal itu telah dilakukannya jauh-jauh hari.
Setidaknya ada 3 langkah Ahok dalam menyikapi ancaman banjir yang dihimpun Liputan6.com, Sabtu (2/1/2016). Apa saja? Ini dia:
Normalisasi Sungai
1. Normalisasi Sungai
Langkah yang Ahok lakukan adalah mengupayakan seluruh saluran air di Jakarta terhubung. Dengan begitu, tidak ada lagi aliran air yang terhambat dan mengakibatkan genangan di lokasi tertentu.
"Sekarang di Jakarta kan sistem air Belanda sudah bagus, tahu enggak? Tiga belas sungai dan ada yang sampai 800 sungai-sungai penghubung. Jadi kalau semua berhubungan kan istilahnya ini bejana kapiler nih, air turun, kalau ada saluran semua pasti beres," kata Ahok di Balai Kota, Jakarta, Senin 2 November 2015.
Meski demikian, tak mudah untuk menghubungkan seluruh sungai. Mantan Bupati Belitung Timur itu menjelaskan, pihaknya terus mengupayakan menormalisasi sungai. Menurut dia, masih ada di beberapa wilayah Jakarta yang salurannya terputus karena diduduki PKL atau rumah.
"Kebocoran memang masih ada karena kan memang 63 km belum tertutup rapat. Kita baru mau kerjain terus itu," ujar Ahok.
Bukan hanya normalisasi sungai, Ahok mengatakan, optimalisasi pompa juga terus dilakukan. Alat berat juga diturunkan untuk menggerus sedimentasi yang menyebabkan pendangkalan sungai.
"Kalau kamu perhatiin Ancol dan (waduk) Ria Rio sekarang, kenapa airnya turun? Kita sudah tes, untuk masuk saluran pompa itu kita gali lebih dalam. Kalau kamu lihat Gunung Sahari sekarang sudah turun 2 meter ini. Kan Gunung Sahari sudah tergenang, itu karena lumpur-lumpur yang ada di kali Ancol itu tinggi. Nah, sekarang kita lagi bersihin," ucap Ahok.
Advertisement
Buat Grup WA
2. Buat Grup WA
Ahok mempersiapkan diri terhadap kemungkinan banjir. Salah satu persiapannya adalah membuat grup di aplikasi WhatsApp (WA).
"Sekarang saya sudah punya WA grup dengan eselon II. Saya pikir mau punya grup dengan eselon III, lalu WA grup eselon IV. Jadi tidak ada tingkatan ketika laporan mesti lewat atasannya, bisa langsung ke saya dalam grup," kata Ahok di Jakarta, Sabtu 14 November 2015.
Grup komunikasi di ponsel genggam Ahok akan berisi para lurah. Bila ada masalah terkait banjir, ia bisa mendapat laporan lebih cepat.
"Kalau Sudin PU Tata Air enggak mau kerja, ya lapor ke wali kota atau saya langsung, bisa kita pecat," ujar dia.
"Saya bilang sama lurah, lurah itu estate manager. Saya enggak hafal 267 lokasi. Itu lurah yang harus pikirkan apa yang harus dilakukan," kata Ahok.
Pompa Waduk Siap
3. Pompa Waduk Siap
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengatakan, Jakarta memang akan tenggelam bila tidak ditangani dengan baik. Karena itu, segala upaya terus dilakukan.
"Memang dari dulu sudah ngomong tenggelam. Ya berdoalah supaya tidak tenggelam. Supaya membuktikan omongan itu salah. Kecuali ada sabotase," kata Ahok di Balai Kota, Selasa 17 November 2015.
Meski begitu, mantan Bupati Belitung Timur itu yakin Jakarta bisa diselamatkan. Keyakinan itu muncul karena berbagai waduk, sungai, serta saluran air sudah dibenahi.
"Sekarang logikanya mana mungkin tenggelam. Jalur tengah sudah begitu baik. Pompa semua waduk sudah siap. Waduk Pluit dan Pasar Ikan. Ciliwung potongan sudah siap. Anda kirim ke Ciliwung berapa air pun enggak masalah. Kalau lagi pasang, paling 6 jam. Pasang pun selama dam (waduk) enggak jebol," kata dia.
Namun, Ahok belum bisa menjamin jalur timur dan barat sudah siap menghadapi banjir karena masih perlu banyak pembenahan.
"Gimana mau bilang tenggelam? Tahun lalu juga enggak ada istana tenggelam kalau PLN enggak matiin lampu," ujar Ahok.
Advertisement