AM Fatwa Kenang Masa Lalu Bersama Pendiri PDIP Sabam Sirait

Sabam dikenal sebagai politisi PDIP yang akrab dengan sejumlah tokoh politik Islam Indonesia seperti Gus Dur dan AM Fatwa.

oleh Eko Dimas Ryandi diperbarui 02 Jan 2016, 17:56 WIB
Diterbitkan 02 Jan 2016, 17:56 WIB
AM Fatwa Kenang Masa Lalu Bersama Pendiri PDIP Sabam Sirait
Sabam dikenal sebagai politisi PDIP yang akrab dengan sejumlah tokoh politik Islam Indonesia seperti Gus Dur dan AM Fatwa.

Liputan6.com, Jakarta - Pendiri PDI Perjuangan sekaligus tokoh nasional Sabam Sirait sangat berkesan di mata politisi generasi berikutnya. Bahkan, cara berpolitik Sabam menjadi teladan bagi banyak politisi lintas partai.

Salah seorang politisi yang sangat terkesan dengan Sabam Sirait adalah Wakil Ketua MPR RI Periode periode 2004 – 2009, AM Fatwa. Menurut mantan Anggota DPD RI periode kemarin ini, Sabam adalah sosok pertama yang menerimanya ketika dia dipecat dari PNS.

"Pertama kali waktu dipecat sebagai PNS hanya Pak Sabam sebagai anggota DPR yang mau menerima saya. Kemudian waktu saya dipenjara, saya sering berkorespondensi dengan Pak Sabam," kata AM Fatwa, lewat keterangan tertulisnya pada Liputan6.com, Sabtu (2/1/2016).


Hal ini disampaikan AM Fatwa saat menghadiri acara open house yang digelar keluarga Sabam Sirait dalam rangka syukuran memasuki tahun 2016. Acara yang rutin diadakan setiap tahunnya ini digelar di kediaman Sabam di Jalan Depos, Bintaro, Jakarta Selatan.

Hadir dalam acara ini ratusan orang, yang terdiri dari para kader PDI Perjuangan, termasuk para kolega dan tetangga terdekat. Hadir pula tokoh nasional lain seperti Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo dan tokoh muslimah Nahdlatul Ulama (NU) Lily Wahid serta rohaniawan Romo Magnis Suseno.

Sabam yang sudah sepuh berharap, konsep Bhinneka Tunggal Ika serta NKRI harus dipertahankan. Banyak politisi dan tokoh yang kadang berbedapa pandangan denganya, salahsatunya Gus Dur yang kerap menjadi lawan debatnya.

Namun demikian, keduanya tetap bisa berteman dengan baik karena sama-sama memperjuangkan dan mempertahankan NKRI. "Kita suka bertukar pikiran. Sering berbeda tapi satu visi untu kesatuan NKRI," tandas Sabam.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya