Diduga Ancam Perwira Polisi, Herman Herry Segera Dipanggil PDIP

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yakin suara yang disebut-sebut ancam perwira Polda NTT bukanlah Herman Herry. Lalu suara siapa itu?

oleh Nafiysul Qodar diperbarui 05 Jan 2016, 01:15 WIB
Diterbitkan 05 Jan 2016, 01:15 WIB
Konferensi Pers PDIP Jelang HUT ke-42
Hasto menjelaskan peringatan HUT PDIP akan digelar secara sederhana karena Indonesia masih dilanda duka dengan bencana alam di Banjarnegara dan kecelakaan AirAsia, Jakarta, Jumat (9/1/2015). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Dewan Pengurus Pusat PDIP akan memanggil sekaligus mengklarifikasi kadernya Herman Herry terkait dugaan ancaman ke salah seorang perwira menengah Polda Nusa Tenggara Timur (NTT), Ajun Komisaris Besar Albert Neno.

Menurut Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, hingga saat ini pihaknya masih menunggu penjelasan langsung dari Herman Herry. Namun, anggota Komisi Hukum itu tengah berada di luar negeri.

"Sebenarnya kita akan menunggu untuk memberikan klarifikasi. Karena beliau di luar negeri. Ini juga ada aspek politiknya, muncul peristiwa tersebut. Kami akan klarifikasi tersebut," ujar Hasto di kantor DPP PDIP, Jakarta, Senin (4/1/2016).

Meski belum mendapatkan klarifikasi, Hasto mengatakan bahwa ancaman dari balik telepon itu bukanlah Herman, namun stafnya.

 


"MKD kan punya tata beracara sendiri. Punya aturan untuk memastikan alat buktinya terlebih dahulu. Harus dilihat dulu buktinya seperti apa," tegas Hasto.

Pangkal masalah adalah ketika Malam Natal 25 Desember 2015, sekitar pukul 11 malam waktu Indonesia bagian timur. Seluruh sanak saudara Neno dari Kupang dan kota sekitar tengah berkumpul bersama dalam perayaan hari besar tersebut.

Namun, malam penuh keriangan itu mendadak berubah setelah dering telepon berbunyi. Putri Neno menyerahkan telepon yang masih berdering kepada Neno.

"Selamat malam, selamat Natal. Begitu saya membuka perbincangan telepon. Karena malam itu Malam Natal," tutur Neno.

Namun, bukan balasan serupa yang dia terima. Suara di balik telepon langsung memaki dan mengumpat. Nadanya tinggi.

"Eh monyet, bangsat, saya Herman Herry, kenapa kamu tutup usaha saya," kata Neno menirukan makian suara di balik telepon itu.

Neno tidak mengerti usaha yang dimaksud orang yang mengaku anggota DPR tersebut. Namun, sepanjang makian meluncur baru dia memahami bila hal itu terkait dengan operasi Penyakit Masyarakat (Pekat) yang digelar satuan gabungan Polda NTT, yaitu operasi minuman keras.

Tidak hanya itu, orang di balik telepon itu juga menantang Neno untuk datang ke sebuah hotel. "Bawa senjata kamu lengkap, saya habisi kamu," Neno menirukan ancaman yang diterimanya.

"Kamu kasih tahu Dir-mu (Direktur Reserse Narkoba) saya laporkan Propam dan Kapolri, biar kamu dicopot," Neno menambahkan.

Disinggung mengenai usaha minuman keras Herman Herry, Neno mengaku tidak mengetahu hal tersebut. Dia meyakinkan bahwa operasi yang dilakukan tim gabungan itu sesuai prosedur.

"Selama operasi tidak ada kami menghadapi kendala. Tidak ada juga tempat-tempat yang kami razia menyebut nama Herman Herry. Tidak ada satu orang pun di Kota Kupang ini nyebut nama dia," ucap Neno.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya