Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama PT Sarinah (Persero) Ira Puspa Dewi menyayangkan penyebutan 'bom Sarinah' dalam serangan teroris di kawasan Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta.
Ira menjelaskan sebenarnya posisi bom tidak berada di Sarinah, melainkan di depan pusat perbelanjaan tertua di Jakarta itu. Bom meladak tepatnya di kantor pos polisi dan kedai kopi Starbucks yang berada di gedung Sky Line‎.
"Saya ingin klarifikasi bahwa itu bukan di dalam Sarinah. Orang banyak nyebut bom Sarinah, ini soal keakuratan saja," ujar Ira kepada Liputan6.com di Jakarta, Jumat (15/1/2016).
Ira mengaku keakuratan informasi tersebut akan membantu masyarakat untuk lebih bijak dalam beraktivitas sehari-hari, terutama bagi masyarakat yang berkantor di sekitar lokasi bom.
"Artinya kasihanlah orang yang cari rezeki di situ, pasti mereka kena banget. Itu bukan duka Sarinah atau duka Starbucks saja. Ini lebih tepat disebut sebagai insiden Thamrin karena itu isu nasional," ujar Ira.
Baca Juga
Sebanyak 6 ledakan terdengar sampai radius 2 kilometer di kawasan Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Kamis, 14 Januari 2016.
Satpam Bank Mandiri Tri Feranto menuturkan ledakan pertama terdengar sekitar pukul 10.30 WIB, ledakan kedua pukul 10.50 WIB, ledakan ketiga pukul 10.56, ledakan keempat pukul 10.58, ledakan kelima 11.00, dan ledakan keenam 11.02 WIB
Sebanyak 2 ledakan terjadi di Starbucks, lalu 1 ledakan di pos polisi. "Setelah 3 ledakan itu polisi dan warga sekitar coba bantu korban. Tidak lama setelah itu ada penembakan membabi-buta dari arah Starbucks ke arah Jalan MH Thamrin tanpa ada target," kata Tri.
Kemudian, kata dia, seseorang tergeletak terkena tembakan. Tidak lama setelah itu terjadi baku tembak dengan polisi. Setelahnya ledakan kembali terjadi di mobil patroli tentara dan 2 di mobil lainnya.
Orang-orang di sekitar kompleks gedung-gedung yang berdekatan dengan gedung Sarinah di Jakarta Pusat berlarian setelah ledakan pertama terjadi. Mereka berusaha mendekati situs ledakan.‎
Lima teroris tewas dalam baku tembak tersebut. Satu WNI dan 1 warga Kanada menjadi korban meninggal. Korban luka 24 orang, termasuk 5 polisi dan 4 warga asing.
Polisi menyebut ISIS berada di balik serangan tersebut. ISIS pun mengklaim sebagai dalang teror Jakarta. Bahrun Naim disebut polisi sebagai otak serangan. Motifnya adalah ambisi menjadi pemimpin ISIS di kawasan Asia Tenggara.
Advertisement