Polri: Teror Jakarta Modus Baru

Sebelumnya, para teroris di Indonesia hanya memakai peledak seperti bom untuk bunuh diri. Tidak seperti teror di kawasan Sarinah.

oleh Audrey Santoso diperbarui 15 Jan 2016, 15:56 WIB
Diterbitkan 15 Jan 2016, 15:56 WIB
20160114-Bom kantor polisi
Situasi baku tembak di Sarinah, Jakarta Pusat. (REUTERS/Veri Sanovri/Xinhua)

Liputan6.com, Jakarta - Teroris meledakkan 6 bom dan granat di kawasan Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat. Peneror itu juga memuntahkan peluru dari pistol rakitannya.

Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Anton Charliyan, mengatakan teror ini merupakan modus baru di Indonesia.

"Ini modus baru, pertama kalinya di Indonesia serangan teroris dengan serangan terbuka menggunakan senpi," ujar Anton di perempatan Jalan Wahid Hasyim dan Jalan MH Thamrin, Jakarta, Jumat (15/1/2016).

Menurut dia, sebelumnya, para teroris di Indonesia hanya memakai peledak seperti bom untuk bunuh diri.

Oleh karena itu, dia meminta masyarakat untuk waspada pascateror Jakarta Kamis 14 Januari 2016. Masyarakat juga diminta lebih peka pada lingkungan sekitar. Terlebih, teroris menyukai lingkungan yang ramai tidak mau tahu, seperti rusun, pusat keramaian dan apartemen.

Namun, dia meminta warga tetap tenang dan beraktivitas normal.

"Perkantoran dan pertokoan jangan pada tutup semua. Diimbau tetap buka seperti biasa. Dengan pada tutupnya kantor, mal, dan toko malah menjadi ukuran keberhasilan bagi teroris. Mereka akan senang jika banyak perkantoran dan toko yang tutup karena berarti mereka lihat ada keberhasilan mengganggu ekonomi," Anton menjelaskan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya