MUI: Teroris Lahir dari Ketimpangan Ekonomi

Pemerataan perekonomian menjadi tugas utama pemerintah dalam mencegah terorisme di Indonesia.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 19 Jan 2016, 18:41 WIB
Diterbitkan 19 Jan 2016, 18:41 WIB
Maruf Amin

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Maruf Amin mengatakan, teroris lahir karena besarnya ketimpangan antara si kaya dan si miskin. Hal ini berujung pada ketidakstabilan dan tindakan-tindakan radikal.

"Itu menjadi masalah yang harus diatasi. Tidak bisa terus dibiarkan. Karena teroris lahir dari ketimpangan ekonomi," kata Maruf Amin, di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (19/1/2016).

Pernyataan itu muncul usai pembicaraan dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Maruf juga menceritakan dalam pertemuan itu, JK memaparkan hanya segelintir orang yang menguasai aset atau kekayaan. Artinya, tidak ada pemerataan ekonomi.


"JK juga banyak memberi gambaran tentang kepincangan ekonomi yang dihadapi dunia sekarang. Sekarang yang paling masalah di kita adalah distribusi dan pemerataan yang jadi masalah," ujar Maruf.

Maruf juga sepakat dengan penilaian JK yang menuturkan paham radikalisme, akar dari terorisme, berasal dari luar negeri. Paham itu pun bertentangan dengan ajaran Islam.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya