Liputan6.com, Manado - Ancaman kelaparan melanda masyarakat Kecamatan Miangas, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut). Pasalnya, Miangas merupakan pulau terdepan di wilayah Indonesia Timur. Pulau itu hingga kini belum dilayari armada kapal perintis sejak Desember 2015. Biasanya kapal perintis itu datang menyuplai bahan makanan. Di lain pihak, stok bahan makanan kian menipis.
"Dalam perkiraan kami stok bahan makanan warga tinggal untuk 2 minggu saja," ucap Camat Miangas, Steven Edwin Maarisit, saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (20/1/2016).
Menurut Steven, hanya KN Sabuk Nusantara yang buang sauh di dermaga Miangas pada 26 Desember 2015. Setelah itu tidak ada lagi pelayaran armada perintis masuk ke wilayah itu.
Dengan Tidak adanya suplai bahan makanan, Miangas semakin terisolir. Warga bertahan hanya dengan hasil bumi dan sisa-sisa bahan makanan sebelumnya. Namun semakin hari stok semakin mengkhawatirkan.
Â
Baca Juga
"Pernah ditawarkan pihak terkait Miangas dilayari kapal feri, tapi saya tolak soalnya kondisinya tidak cocok. Ombak di sini tinggi jadi kapal feri sulit masuk," Steven menjelaskan.
Kepala Dinas Perhubungan Sulut Joy Oroh mengatakan situasi itu terjadi karena ada pengalihan operasi kapal-kapal perintis PT Pelni. "Jadi menunggu perpres yang baru keluar, diharapkan minggu ini 4 kapal sudah beroperasi," kata Joy.
Miangas termasuk salah satu pulau terpencil di Sulut. Dibanding daerah induknya Talaud, jarak pulau ini lebih dekat dengan Filipina, hanya sekitar 4 jam menggunakan speedboat. Sementara ke Melonguane, ibu kota Kabupaten Talaud, membutuhkan waktu 6 jam perjalanan laut. Daerah itu dihuni 255 kepala keluarga dengan 764 jiwa.
Advertisement