Soal Gafatar, Komisi III akan Konsultasi dengan Berbagai Agama

Taufiqulhadi heran, setelah bertahun-tahun, baru saat ini Gafatar dianggap sesat.

oleh Silvanus AlvinPramita Tristiawati diperbarui 23 Jan 2016, 12:51 WIB
Diterbitkan 23 Jan 2016, 12:51 WIB
Gafatar
Sejumlah eks anggota Gafatar berunjuk rasa di posko pengungsian di Pembekalan Angkutan Daerah Militer (Bekangdam) XII/Tanjungpura, Kalimantan Barat. (Liputan6.com/Raden AMP)

Liputan6.com, Jakarta - Anggota Komisi III DPR Taufiqulhadi menilai, Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) termasuk ormas yang misterius. Alasannya, sejak berdiri 3 tahun lalu, baru sekarang ormas ini dipermasalahkan.

"Ini misterius. Setelah bertahun-tahun baru dicap sebagai aliran kepercayaan sesat. Kenapa tidak sebelumnya," kata politikus Nasdem ini dalam diskusi bertajuk 'Astaga Gafatar' di Jakarta, Sabtu (23/1/2016).

Meski sudah mendapat cap sesat, DPR tidak akan gegabah. Taufiqulhadi mengatakan, anggota dewan akan mengonfirmasi lebih lanjut dengan ormas agama besar lainnya.

"‎Kami perlu pandangan pihak MUI, juga sejumlah ormas Islam seperti Muhammadiyah dan NU, Kristen, Katolik. Itu yang akan jadi dasar penetapan keputusan," tutur dia.

Wakil Kordinator KontraS Puri Kencana Putri menuturkan, anggota Gafatar menganut kepercayaan yang berbeda-beda, ada Islam, Kristen, Hindu, dan Budha. Selama ini, mereka bergerak di bidang sosial.

‎"Orang mau ibadah jungkat-jungkit, tafsir agama kan bebas. Tidak boleh diatur negara, sebagai negara dengan peradaban maju," Puri menandaskan.

Tak Ada Perlakuan Istimewa

Kepulangan mantan anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) ternyata disambut baik pemerintah setempat. Namun, pemerintah daerah tidak akan memberikan perlakuan khusus bagi mereka yang pulang dan kumpul dengan keluarga di masing-masing daerah di Provinsi Banten.

Dari sekitar 2.000 mantan anggota Gafatar, sebanyak 78 di antaranya berasal dari Provinsi Banten. Dari puluhan warga tersebut, lebih dari 10 orang merupakan warga Kota Tangerang dan Tangerang Selatan.

Menyikapi hal tersebut, Wakil Walikota Tangerang Selatan (Tangsel) Benyamin Davnie menyambut baik kepulangan warganya tersebut. Dia pun tidak akan memperlakukan mereka secara istimewa atau dipisahkan dengan warga Tangsel lainnya.

"Kalau sudah pulang ya sudah, silakan berkumpul kembali dengan sanak keluarga di rumah. Alhamdulillah akhirnya bisa pulang," ucap dia, Sabtu (23/1/2016).

Dia pun mengimbau, bila sudah kembali ke rumah, baik yang bersangkutan ataupun keluarganya untuk melaporkan kepulangan tersebut. Baik ke pihak kepolisian ataupun ke kelurahan setempat.

Dengan demikian, imbuh Benyamin, ada data atau pernyataan kalau sudah berada di Tangsel atau rumahnya. Kemudian, Pemkot Tangsel dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) setempat akan melakukan pendekatan kepada mantan anggota Gafatar tersebut.

"Kami akan lakukan pendekatan, pencerahan secara persuasif. Agar tidak terjadi lagi hal seperti ini. Berkumpul dengan keluarga itu kan lebih baik dan bahagia," tutur Benyamin.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya